Pembusukan / kerusakan produk makanan adakalanya berasal dari dekomposisi dan terkadang melalui kontaminasi zat tertentu. Keduanya mengalami perubahan kandungan nutrisi, tetapi dibedakan dengan adanya dekomposer dan zat kontaminan.
Dekomposer mengacu pada organisme yang dapat mempercepat terjadinya dekomposisi. Sedangkan, Zat kontaminan merupakan suatu zat yang tertambahkan dalam objek sehingga terjadi kontaminasi.
Organisme pendekomposisi diantaranya semut, belatung, jamur, dan bakteri. Perubahan nutrisi ditandai dengan berkurangnya protein terkandung akibat dekomposer dan muncul bau tidak sedap.
Kontaminasi bisa berasal dari organisme, zat kimia, maupun benda fisik yang jika termakan / dikonsumsi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi manusia. Gejala dan akibat yang ditimbulkan berbeda-beda, mulai dari mual hingga beresiko kanker.
Fermentasi pada umumnya, merupakan proses pengawetan dengan bantuan ragi. Glukosa dalam bahan baku makanan dirombak menghasilkan energi, alkohol, dan CO2. Proses fermentasi membutuhkan media tertutup untuk menghasilkan kondisi anaerob (tanpa oksigen).
Preservasi / Pengawetan makanan diusahakan untuk mempertahankan makanan agar tidak rusak dan baik dikonsumsi. Makanan yang diawetkan dijaga kondisi fisiknya dan kandungan kimia di dalamnya dengan menekan terjadinya proses dekomposisi. Teknologi pengawetan makanan semakin dikembangkan. Pengawetan secara tradisional antara lain pengasinan, pengasapan, dan pengeringan. Contoh pengawetan dengan teknologi modern adalah pembekuan, penyaringan, pengalengan, sterilisasi dan radiasi.
Comments
Post a Comment