Skip to main content

Breeding dan inseminasi buatan pada hewan ternak


                 Proses perkawinan dan inseminasi buatan (IB) dilakukan pada ternak yang telah dewasa. Perkawinan ditujukan untuk menambah jumlah populasi ternak dimana potensi profit yang dihasilkan akan lebih tinggi pada populasi ternak yang lebih padat.

                Breeding adalah perkawinan secara langsung, dimana pejantan dan betina berada pada lokasi yang sama. Selanjutnya, pejantan melakukan inseminasi alami pada betina hingga si betina mengalami kebuntingan. Inseminasi buatan adalah kegiatan inseminasi (pemberian sperma) pada ternak betina yang telah dewasa dan memasuki masa birahi hingga mengalami kebuntingan tanpa mendatangkan pejantan. Inseminasi buatan hanya membutuhkan sperma pejantan yang telah dibekukan saja, tanpa perlu mempertemukan ternak pejantan dewasa dengan betina dewasa.

               Melakukan proses breeding maupun inseminasi buatan tidaklah sulit. Terkadang breeding tidak perlu campur tangan manusia, karena pada hakekatnya hewan-hewan di alam melakukan breeding setiap kali memasuki musim perkawinan. Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan mendatangkan subjek sperma unggul (inseminan) dari pihak pembuatnya. Di Indonesia, Balai Peternakan di daerah-daerah telah menyediakan produk inseminan siap pakai yang biasanya didampingi juga oleh ahlinya saat akan melakukan inseminasi buatan.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan istilah kebun, sawah, ladang dan taman

     Kebun adalah istilah yang digunakan untuk menamai suatu bentangan lahan pertanian yang memiliki cakupan area yang luas. Karakteristik yang menonjol adalah komoditi yang ditanam sejenis dengan kapasitas pengelolaan lahan yang tinggi. Tenaga kerja tergolong ahli sehingga tiap orang dapat menangani area pertanian yang luas. Nama ini lebih sering kita jumpai dengan penyebutan kata "perkebunan".      Sawah adalah lahan pertanian terarah dengan komoditi pertaniannya didominasi tanaman-tanaman jenis serealia. Di Indonesia, lahan persawahan sangat dikenal dengan tanaman padinya. Lahan pertanian untuk tanaman serealia diusahakan pada bentangan yang datar karena jenis tanaman ini mudah rubuh jika terkena tiupan angin kencang.      Ladang adalah jenis tanah tidur yang masih dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian dengan komoditi umumnya sejenis palawija. Tanaman palawija tahan terhadap cuaca yang cenderung kering. Ladang...

Pengeringan lumpur yang mengendap di dasar kolam

      Limbah / kotoran ikan yang menumpuk di dasar kolam menjadi sarang penyakit bagi ikan.      Proses pembuangan pada limbah ini juga berpotensi merusak ekosistem daerah tersebut.            Kawasan sentra pembesaran ikan harus menunggu beberapa tahun apabila daerahnya telah tercemar.      Untuk mengantisipasinya, peningkatan pada program sanitasi mampu mengurangi dampak pencemaran limbah pada kolam dan lingkungan di sekitarnya.      Penanganan yang paling mudah adalah dengan pengangkatan lumpur endapan dari dasar kolam yang sedang digunakan.     Setelah diangkat lumpur diangin-anginkan di bawah sinar matahari. Proses pengeringan membutuhkan 3-5 hari. Lumpur yang telah kering bisa digunakan untuk media tanam atau sebagai pupuk tambahan.

Dekomposisi, Kontaminasi, Fermentasi dan Preservasi pada makanan

    Pembusukan / kerusakan produk makanan adakalanya berasal dari dekomposisi dan terkadang melalui kontaminasi zat tertentu. Keduanya mengalami perubahan kandungan nutrisi, tetapi dibedakan dengan adanya dekomposer dan zat kontaminan.     Dekomposer mengacu pada organisme yang dapat mempercepat terjadinya dekomposisi. Sedangkan, Zat kontaminan merupakan suatu zat yang tertambahkan dalam objek sehingga terjadi kontaminasi.     Organisme pendekomposisi diantaranya semut, belatung, jamur, dan bakteri. Perubahan nutrisi ditandai dengan berkurangnya protein terkandung akibat dekomposer dan muncul bau tidak sedap.     Kontaminasi bisa berasal dari organisme, zat kimia, maupun benda fisik yang jika termakan / dikonsumsi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi manusia. Gejala dan akibat yang ditimbulkan berbeda-beda, mulai dari mual hingga beresiko kanker.     Fermentasi pada umumnya, merupakan proses pengaweta...