Proses perkawinan dan inseminasi buatan (IB) dilakukan pada ternak yang telah dewasa. Perkawinan ditujukan untuk menambah jumlah populasi ternak dimana potensi profit yang dihasilkan akan lebih tinggi pada populasi ternak yang lebih padat.
Breeding adalah perkawinan secara langsung, dimana pejantan dan betina berada pada lokasi yang sama. Selanjutnya, pejantan melakukan inseminasi alami pada betina hingga si betina mengalami kebuntingan. Inseminasi buatan adalah kegiatan inseminasi (pemberian sperma) pada ternak betina yang telah dewasa dan memasuki masa birahi hingga mengalami kebuntingan tanpa mendatangkan pejantan. Inseminasi buatan hanya membutuhkan sperma pejantan yang telah dibekukan saja, tanpa perlu mempertemukan ternak pejantan dewasa dengan betina dewasa.
Melakukan proses breeding maupun inseminasi buatan tidaklah sulit. Terkadang breeding tidak perlu campur tangan manusia, karena pada hakekatnya hewan-hewan di alam melakukan breeding setiap kali memasuki musim perkawinan. Inseminasi buatan dapat dilakukan dengan mendatangkan subjek sperma unggul (inseminan) dari pihak pembuatnya. Di Indonesia, Balai Peternakan di daerah-daerah telah menyediakan produk inseminan siap pakai yang biasanya didampingi juga oleh ahlinya saat akan melakukan inseminasi buatan.
Comments
Post a Comment