Skip to main content

Filtrasi air laut dan distribusi air di wilayah ekstrim


           Penyediaan air di wilayah-wilayah ekstrim membutuhkan adanya campur tangan dari manusia. Daerah ekstrim dipengaruhi oleh intensitas air hujan dan debit air sungai yang rendah. Kegiatan yang dilakukan pun berbeda-beda terkait intensitas hujan dan tinggi-rendahnya debit air sungai yang melewati daerah tersebut.

           Daerah dengan intensitas air hujan tinggi tetapi debit air sungai rendah membutuhkan pembangunan dam / waduk penyanggah dilingkup area daerah tadah hujan. Diharapkan pembangunan dam mampu menjaga kontinuitas debit air sungai dan memperbaiki kandungan air tanah sehingga cadangan air dangkal  dan air dalamnya meningkat. Perbaikan ini setidaknya membutuhkan beberapa tahun hingga dasawarsa setelah dibangunnya dam. Daya dukung tanah terhadap penyimpanan air mempengaruhi panjang-pendeknya periode perbaikan lahan.

            Daerah dengan intensitas hujan rendah tetapi debit air sungainya tinggi penanganannya lebih mudah. Yaitu dengan pembangunan saluran irigasi yang merata. Air irigasi dengan cepat memperbaiki kualitas tanah. Dalam beberapa bulan tanah sudah mulai produksi. Tahun setelahnya, tanah telah menjadi area subur dan cocok untuk daerah pertanian.

            Daerah yang paling ekstrim dimana intensitas air hujan dan debit air sungai rendah (mendekati nol). Biasanya ditandai dengan tanah pasir atau disebut daerah gurun. Penyediaan air membutuhkan usaha dan dana yang besar. Air bersih diangkut satu per satu oleh alat transportasi khusus atau dengan saluran pipa. Penyediaan air bersih dilakukan dengan filtrasi air laut yang menjadi sumber air terdekat. Air garam yang telah disaring selanjutnya didistribusikan kepada industri maupun areal perumahan. Perbaikan tanah dengan cara ini sangat bergantung pada tingkat profesionalitas manusianya.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan istilah kebun, sawah, ladang dan taman

     Kebun adalah istilah yang digunakan untuk menamai suatu bentangan lahan pertanian yang memiliki cakupan area yang luas. Karakteristik yang menonjol adalah komoditi yang ditanam sejenis dengan kapasitas pengelolaan lahan yang tinggi. Tenaga kerja tergolong ahli sehingga tiap orang dapat menangani area pertanian yang luas. Nama ini lebih sering kita jumpai dengan penyebutan kata "perkebunan".      Sawah adalah lahan pertanian terarah dengan komoditi pertaniannya didominasi tanaman-tanaman jenis serealia. Di Indonesia, lahan persawahan sangat dikenal dengan tanaman padinya. Lahan pertanian untuk tanaman serealia diusahakan pada bentangan yang datar karena jenis tanaman ini mudah rubuh jika terkena tiupan angin kencang.      Ladang adalah jenis tanah tidur yang masih dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian dengan komoditi umumnya sejenis palawija. Tanaman palawija tahan terhadap cuaca yang cenderung kering. Ladang memiliki kelebihan karena lokasinya dapat ditempatkan

Legalisasi industri mebel

     Legalisasi (pengesahan) permebelan menjadi bukti bahwasanya produk yang dihasilkan dari proses pengolahan dalam kegiatan manufaktur bahan baku kayu olahan berasal dari jalur yang aman tanpa memberikan efek kerusakan pada alam seperti ilegal logging / pembalakan liar, pencurian kayu industri, penggelapan bahan baku perkayuan serta kegiatan yang berpotensi merusak alam lainnya. Berikut merupakan syarat dan data perizinan yang berlaku di Indonesia: A. Industri Mebel 1. Surat Izin Usaha Perdagangan / SIUP Landasan Hukum: Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 36/M-DAG/PER/9/2007 Persyaratan Permohonan Izin: untuk Perusahaan yang berbentuk CV. dan Firma, - Fotokopi Akta Notaris Pendirian Perusahaan / Akta Notaris yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri - Fotokopi Kartu Tanda Penduduk/KTP Pemilik atau Pengurus atau Penanggungjawab Perusahaan - Surat Pernyataan dari Pemohon SIUP tentang lokasi usaha Perusahaan  - Foto Pemilik atau Pengurus atau Penang

Dekomposisi, Kontaminasi, Fermentasi dan Preservasi pada makanan

    Pembusukan / kerusakan produk makanan adakalanya berasal dari dekomposisi dan terkadang melalui kontaminasi zat tertentu. Keduanya mengalami perubahan kandungan nutrisi, tetapi dibedakan dengan adanya dekomposer dan zat kontaminan.     Dekomposer mengacu pada organisme yang dapat mempercepat terjadinya dekomposisi. Sedangkan, Zat kontaminan merupakan suatu zat yang tertambahkan dalam objek sehingga terjadi kontaminasi.     Organisme pendekomposisi diantaranya semut, belatung, jamur, dan bakteri. Perubahan nutrisi ditandai dengan berkurangnya protein terkandung akibat dekomposer dan muncul bau tidak sedap.     Kontaminasi bisa berasal dari organisme, zat kimia, maupun benda fisik yang jika termakan / dikonsumsi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi manusia. Gejala dan akibat yang ditimbulkan berbeda-beda, mulai dari mual hingga beresiko kanker.     Fermentasi pada umumnya, merupakan proses pengawetan dengan bantuan ragi. Glukosa dalam bahan baku makanan dirombak menghasil