Kesuburan tanah secara biologis ditentukan dengan keberadaan keragaman organisme dalam suatu cakupan lahan. Penerapan biodiversity (penganekaragaman hayati) pada lahan pertanian merupakan bagian penting dalam usaha pengembangan sektor pertanian. Penganekaragaman elemen hayati dalam lahan memiliki cara dan jalur yang bermacam-macam. Penggunaan crop / tanaman budidaya, fishery / perikanan, dan ranch / peternakan-nya pun dapat beranekaragam. Manajemen lahan produksi berkaitan erat dengan tingkat keahlian SDM yang ada.
Transisi sistem pertanian tradisional yang berorientasi pada jumlah tenaga kerja / kinerja buruh tani dan sistem pertanian konvensional berbasis mesin tani menuju sistem pertanian berkelanjutan (sustainable) dengan memperhatikan kondisi tanah dan lingkungan sekitarnya merupakan bentuk kepedulian produsen pertanian dalam mewujudkan keberlangsungan produksi hasil pertanian sehingga mengarah pada kondisi ketahanan pangan. Suasana yang diharapkan adalah keberlangsungan produksi dengan jumlah hara tanah yang stabil. Selain itu, dampak negatif yang berimbas pada lingkungan dihilangkan dengan penggunaan alat dan bahan yang aman.
Polikultur digunakan untuk meminimalisir persebaran hama tanaman yang over-flood. Tanaman budidaya yang beragam digunakan sebagai habitat pertumbuhan serangga yang beragam pula. Pertumbuhan hama dapat ditekan dengan pertumbuhan populasi serangga produktif semacam lebah dan kupu-kupu sebagai organisme penyerbuk bunga. Pada kelanjutannya petani juga melakukan budidaya serangga produktif dengan membuatkan sarang-sarang lebah di dekat lahan produksi. Pembuatan apiary (sarang lebah) mengarah pada kombinasi sistem pertanian.
Kombinasi sistem pertanian diarahkan pada simbiosis mutualisme antar individu yang dibudidayakan. Keuntungan sistem ini karena terjadi secara alami. Perilaku yang saling menguntungkan pada individu yang dibudidayakan diharapkan mampu menekan masukan tenaga kerja manusia dan biaya operasional dalam sistem yang digunakan.
contoh kombinasi: bunga matahari dengan lebah madu, ikan herbivora dengan lemna .sp, serta ternak sapi dengan padang rumput gembala,
Tingkatan selanjutnya adalah dengan integrasi sistem pertanian. Merupakan penyempurnaan dari kombinasi sistem pertanian, dengan alur perpindahan massa energi yang lebih kompleks. Inti integrasi sistem pertanian adalah melakukan perlakuan recycle / menggunakan kembali massa energi terbuang pada limbah pertanian tanpa terjadi konduksi virus dan bibit penyakit. Pengolahan limbah pertanian yang baik diharapkan mampu mematikan virus dan mikroorganisme penyebar penyakit sehingga massa energi pada limbah pertanian dapat digunakan kembali. Kinerja SDM yang ahli di bidang pertanian sangat mendukung terbentuknya Integrated Farming System.
Comments
Post a Comment