Ketersediaan biji sebagai media pembibitan merupakan kebutuhan sektor pertanian yang harus selalu dipenuhi. Dalam menyediakan biji dapat ditempuh dengan beberapa cara, antara lain:
a. Membeli di toko pertanian, sangat dianjurkan karena mutu biji terjamin.
b. Membeli dari Dinas Pertanian setempat, kualitas unggul telah disertifikasi dan biasanya tersedia sudah berbentuk semaian bibit.
c. Membeli dari petani lain / menyediakan sendiri.
Tanaman lokal memiliki kelebihan mudah dalam proses penanganan. Termasuk juga, pada saat proses penyimpanan biji. Penyimpanan biji ditujukan pada 2 keadaan, yaitu: a. persediaan untuk konsumsi. b. persediaan untuk pembibitan.
Tingkat akurasi / ketepatan dalam proses penyimpanan biji sebagai persediaan untuk "pembibitan" dipengaruhi oleh beberapa hal,
antara lain:
a. Kadar air dalam biji.
b. Tingkat kekedapan media penyimpanan.
c. Ketahanan media penyimpanan.
Penyimpanan biji untuk persediaan konsumsi bisa Anda cari di Google
Kadar air dalam biji diusahakan rendah (10-15%) untuk menahan pertumbuhan jamur. Penurunan kadar air dilakukan dengan proses pengeringan. Biji yang telah kering, kemudian dibenamkan dalam abu. Abu digunakan untuk menjaga kelembapan di sekitar biji agar tetap konstan. Naiknya tingkat kelembapan di sekitar biji menyebabkan biji yang disimpan cepat rusak.
Kekedapan media juga berpengaruh pada lingkungan di sekitar biji yang kita simpan. Media simpan yang tidak rapat, menyebabkan embun, air rembesan, dan hama dapat mencapai biji. Perlakuan dengan kekedapan yang maksimal mampu menekan laju kerusakan biji.
Media simpan juga harus kuat, mudah diatur dan dipindahkan. Media yang kuat bisa dari bahan plastik, kayu, atau logam apa saja asal tidak mengkontaminasi biji.Media yang mudah diatur berukuran tidak terlalu besar. Pada dasarnya, untuk media satu meter kubik (m3) saja mampu menampung ribuan hingga puluhan ribu biji. Media yang mudah dipindah sangat membantu saat biji akan disemai pada lahan produksi.
Comments
Post a Comment