Produksi tanaman pangan dan pakan ternak agar dapat bersaing pada kegiatan ekonomi membutuhkan peningkatan penggunaan pestisida. Pestisida adalah istilah umum yang mencakup berbagai produk kimia dan biologi untuk menghilangkan dan mengendalikan hama seperti: jamur, serangga, tikus dan gulma (fungisida, pestisida, rodentisida, dan herbisida). Di Uni Eropa, sekitar 320.000 ton zat aktif terjual setiap tahun dan menjadi 1/4 bagian dari perdagangan dunia. Residu pada buah, sayuran, biji-bijian, pembuatan makanan bayi dan bahan makanan yang berasal dari hewan dikontrol melalui sistem hukum batas maksimum residu (MRLs / maximum residue limits) yang didefinisikan sebagai konsentrasi maksimum residu pestisida (dinyatakan dengan mg residu per kg potensi komoditi di dalam makanan dan pakan ternaksetelah penggunaan pestisida menurut penerapan pertanian yang benar. Batasan maksimum residu bervariasi, biasanya berada pada kisaran 0,0008-50 mg/kg dan biasanya antara 0,01-10 mg/kg untuk tanaman dewasa. Nilai yang lebih rendah pada MRLs diterapkan pada produk makanan bayi, spesifikasi Uni Eropa untuk batasan maksimum residu sebesat 0,010 mg/kg. Tingkat terendah digunakan pada partikel residu tertentu. (Tuzimski, 2015)
Peraturan tentang pestisida tahun 1999 merupakan perangkat hukum utama untuk mengontrol penggunaan pestisida di New South Wales yang dikelola oleh Badan Otoritas Perlindungan Lingkungan (EPA, Environtment Protection Authority). Prinsip dasar aturan tersebut adalah pestisida hanya digunakan untuk tujuan yang dijelaskan pada label produk dan seluruh instruksi pada label harus diikuti. Karena itu, seluruh petunjuk pada label harus dibaca atau dijelaskan kepada pengguna sebelumnya untuk setiap penggunaan pestisida. (Wilk, 2015)
Beberapa pestisida tradisional seperti: nikotin sulfat, arsenik dan strychnine tidak diizinkan pada pertanian organik. Meskipun produk yang telah disetujui memiliki bahayanya sendiri. Paparan rotenon telah dikaitkan dengan penyakit Parkinson. Piretrum telah didaftarkan EPA (Environtment Protection Authority) sebagai karsinogen. Menurut suatu laporan, kurang dari 10% petani organik yang menggunakan pestisida secara teratur. Begitu juga pada laporan yang diterbitkan oleh Lembaga Rodale (perkumpulan advokasi pertanian organik), sebuah studi menemukan residu pestisida pada 38% produk yang dikembangkan secara konvensional dan 7% pada produk organik. (Smith, 2017)
Paparan pestisida pada manusia dan sistem metabolisme mereka terjadi melalui rantai makanan secara langsung dengan mengkonsumsi makanan dan secara tidak langsung melalui transfer residu produk hewani dari pakan ternak. Badan Pengawas Internasional memberikan peraturan yang semakin ketat dalam menentukan batas residu maksimum (MRLs, Maximum Residue Limits) untuk penggunaan pestisida pada tanaman pangan dan produk hewani. Studi pemantauan diselenggarakan tiap tahun oleh Otoritas Nasional agar patuh terhadap batas residu maksimum serta memastikan keamanan makanan bagi konsumen. (Tsipi, 2015)
DAFTAR PUSTAKA:
Tsipi P, Botitsi H, Economou A, 2015. Mass Spectrometry for the Analysis of Pesticide Residues and Their Metabolites. Pesticide Residue Laboratory, Greece.
Tuzimski T, Sherma J, 2015. High Performance Liquid Chromatography in Pesticide Residue Analysis. Taylor & Francis Group, Boca Raton.
Smith F A, 2017. Food in America: The Past, Present, and Future of Food, Farming, and the Family Meal.
Wilk P, Simpson M, Browne B, 2015. Blueberry Plant Protection Guide 2015–16: NSW DPI Management Guide.
Peraturan tentang pestisida tahun 1999 merupakan perangkat hukum utama untuk mengontrol penggunaan pestisida di New South Wales yang dikelola oleh Badan Otoritas Perlindungan Lingkungan (EPA, Environtment Protection Authority). Prinsip dasar aturan tersebut adalah pestisida hanya digunakan untuk tujuan yang dijelaskan pada label produk dan seluruh instruksi pada label harus diikuti. Karena itu, seluruh petunjuk pada label harus dibaca atau dijelaskan kepada pengguna sebelumnya untuk setiap penggunaan pestisida. (Wilk, 2015)
Beberapa pestisida tradisional seperti: nikotin sulfat, arsenik dan strychnine tidak diizinkan pada pertanian organik. Meskipun produk yang telah disetujui memiliki bahayanya sendiri. Paparan rotenon telah dikaitkan dengan penyakit Parkinson. Piretrum telah didaftarkan EPA (Environtment Protection Authority) sebagai karsinogen. Menurut suatu laporan, kurang dari 10% petani organik yang menggunakan pestisida secara teratur. Begitu juga pada laporan yang diterbitkan oleh Lembaga Rodale (perkumpulan advokasi pertanian organik), sebuah studi menemukan residu pestisida pada 38% produk yang dikembangkan secara konvensional dan 7% pada produk organik. (Smith, 2017)
Paparan pestisida pada manusia dan sistem metabolisme mereka terjadi melalui rantai makanan secara langsung dengan mengkonsumsi makanan dan secara tidak langsung melalui transfer residu produk hewani dari pakan ternak. Badan Pengawas Internasional memberikan peraturan yang semakin ketat dalam menentukan batas residu maksimum (MRLs, Maximum Residue Limits) untuk penggunaan pestisida pada tanaman pangan dan produk hewani. Studi pemantauan diselenggarakan tiap tahun oleh Otoritas Nasional agar patuh terhadap batas residu maksimum serta memastikan keamanan makanan bagi konsumen. (Tsipi, 2015)
DAFTAR PUSTAKA:
Tsipi P, Botitsi H, Economou A, 2015. Mass Spectrometry for the Analysis of Pesticide Residues and Their Metabolites. Pesticide Residue Laboratory, Greece.
Tuzimski T, Sherma J, 2015. High Performance Liquid Chromatography in Pesticide Residue Analysis. Taylor & Francis Group, Boca Raton.
Smith F A, 2017. Food in America: The Past, Present, and Future of Food, Farming, and the Family Meal.
Wilk P, Simpson M, Browne B, 2015. Blueberry Plant Protection Guide 2015–16: NSW DPI Management Guide.
Comments
Post a Comment