Capsicum sp.merupakan salah satu anggota dari keluarga Solanaceae (nightshade). Memiliki anggota keluarga yang besar dan bernilai ekonomis, seperti terong, petunia, kentang, tembakau, serta tomat. Lada hitam (Piper nigrum) tidak termasuk dalam keluarga ini, sama halnya dengan lada asal Guinea yang sering disebut sebagai bijian surga (Aframomom melegueta). Setiap spesies Capsicum berasal dari dunia bagian barat dan merupakan tanaman pribumi dari dataran tropis di Amerika. Dalam ilmu botani, tanaman cabai diklasifikasikan sebagai semak kerdil yang tumbuh menahun (perennial) selama berada di habitat aslinya. Tetapi akan berubah menjadi tanaman semusim (annual) apabila ditanam pada iklim yang lebih dingin dari habitat aslinya. (DeWitt, 2009)
Capsicum sp. sering digunakan untuk penamaan pada jenis cabai rawit dan cabai merah. Memiliki citarasa yang sangat pedas. Secara umum, masyarakat Asia sangat menyukai citarasa pedas dari cabai ini, terlebih orang-orang India. Makanan mereka sangat melekat dengan bumbu penambah citarasa pedas ini. Akan tetapi, sekitar 500-an tahun yang lalu tanaman cabai masih eblum tersedia di Dunia Lama. Tanaman cabai merupakan buah tangan dari Dunia baru seperti halnya tembakau, singkong, sawo, karet, vanili, kakao, dan kacang mete. (Attokaran, 2017)
Penjelajah Spanyol menemukan tanaman ini di wilayah Amerika Selatan dan Tengah serta daerah Kepulauan Karibia. Dari sini, selanjutnya tanaman cabai ditransplantasi menuju dataran Eropa, dimana perkembangan varietas mengalami penurunan akibat cuaca yang lebih dingin. Hingga orang-orang Portugis mengenalkan tanaman cabai ini ke negara India yang merupakan tempat dengan bumbu favorit bercitarasa pedas.
Tanaman cabai bisa jadi merupakan objek pertanian asli dari suku-suku yang terdapat di Meksiko tempo dulu, hingga dapat tersebar ke seluruh wilayah Amerika Latin. Penggunaan bumbu bercitarasa pedas ini telah tercatat sejak awal tahun 7000 SM. Bukti sejarah menunjukkan bahwa suku Aztec telah menggunakan rempah sejenis ini. Kegiatan penelitian dilakukan melalui kombinasi model distribusi spesies tanaman dan bahasa sehari-hari yang digunakan di masa lampau jelas sekali menunjukkan kegiatan domestikasi di wilayah utara dan pusat-timur Meksiko. Produk tanaman ini juga telah digunakan di Kepulauan Karibia sebagai penyedap makanan dan obat-obatan. Para spesialis yang menjadi pendamping pada Ekspedisi Columbus juga telah melakukan pengamatan penting tentang tanaman ini dan kegunaannya di dalam masakan dan obat-obatan.
Kondisi iklim pertanian dan terjadinya hibridisasi secara alami menyebabkan perbedaan pada ukuran cabai, bentuk, warna, dan intensitas pedas yang dihasilkannya. Cabai menjadi salah satu rempah bumbu yang memiliki jenis dan ragam yang paling berwarna-warni. Eksistensi produk cabai merah kering dalam suatu masakan dan cabai hijau segar pada salad memberi nilai estetika yang cukup besar.
Buah cabai merupakan anggota nightshade yang memiliki warna hijau, kuning, oranye dan merah yang terdapat pada semua varietas cabai, terutama Capsicum annum. Lada hitam yang biasa digerus dan ditabur dalam masakan bukan merupakan anggota nightshade dan memiliki nama latin Piper nigrum. Menjadi salah satu tanaman yang berasal dari Dunia Baru, tanaman cabai tumbuh selama lebih dari 9000 tahun di Amerika Tengah dan Selatan. Kata "pepper" merupakan istilah penamaan dalam bahasa Inggris, sementara di Spanyol diberi nama "pimiento" yang merujuk pada semua jenis cabai yang ada. Bukan hanya sekedar nama yang digunakan pada olahan cabai yang dicampur dengan minyak zaitun. Cabai memiliki tingkatan dari ringan dan manis hingga tingkat paling pedas. Cabai skala ringan tidak memiliki kandungan zat kimia kapsaisin yang memunculkan citarasa pedas didalamnya. Penggunaan bumbu dari cabai biasanya pada skala ringan hingga pedas sedang (pada varietas cabai Capsicum annum). Jumlah capsaicin dalam cabai cukup beragam dan diukur dalam satuan pedas Scoville. Cabai berwarna kuning pisang memiliki skala 100 atau lebih, cabai jalepeno berskala 1000, cabai rawit 30.000. Dan cabai terpedas yang saat ini telah diketahui, Carolina Reaper kurang lebih berada pada skala 1.600.000. (Zaman, 2016)
Daftar Pustaka:
Attokaran M, 2017. Natural Food Flavors and Colorants: Second Edition. IFT Press. John Wiley & Sons Ltd.
DeWitt D, Bosland P W, 2009. The Complete Chile Pepper Book: A Gardener's Guide to Choosing, Growing, Preserving, and Cooking. Timber Press. Portland, London.
Zaman N, Henderson J, Wolf C R, Marquis M, 2016.
Llewellyn's 2017 Herbal Almanac: Herbs for Growing & Gathering, Cooking & Crafts, Health & Beauty, History, Myth & Lore. Llewellyn Worldwide Ltd.
Capsicum sp. sering digunakan untuk penamaan pada jenis cabai rawit dan cabai merah. Memiliki citarasa yang sangat pedas. Secara umum, masyarakat Asia sangat menyukai citarasa pedas dari cabai ini, terlebih orang-orang India. Makanan mereka sangat melekat dengan bumbu penambah citarasa pedas ini. Akan tetapi, sekitar 500-an tahun yang lalu tanaman cabai masih eblum tersedia di Dunia Lama. Tanaman cabai merupakan buah tangan dari Dunia baru seperti halnya tembakau, singkong, sawo, karet, vanili, kakao, dan kacang mete. (Attokaran, 2017)
Penjelajah Spanyol menemukan tanaman ini di wilayah Amerika Selatan dan Tengah serta daerah Kepulauan Karibia. Dari sini, selanjutnya tanaman cabai ditransplantasi menuju dataran Eropa, dimana perkembangan varietas mengalami penurunan akibat cuaca yang lebih dingin. Hingga orang-orang Portugis mengenalkan tanaman cabai ini ke negara India yang merupakan tempat dengan bumbu favorit bercitarasa pedas.
Tanaman cabai bisa jadi merupakan objek pertanian asli dari suku-suku yang terdapat di Meksiko tempo dulu, hingga dapat tersebar ke seluruh wilayah Amerika Latin. Penggunaan bumbu bercitarasa pedas ini telah tercatat sejak awal tahun 7000 SM. Bukti sejarah menunjukkan bahwa suku Aztec telah menggunakan rempah sejenis ini. Kegiatan penelitian dilakukan melalui kombinasi model distribusi spesies tanaman dan bahasa sehari-hari yang digunakan di masa lampau jelas sekali menunjukkan kegiatan domestikasi di wilayah utara dan pusat-timur Meksiko. Produk tanaman ini juga telah digunakan di Kepulauan Karibia sebagai penyedap makanan dan obat-obatan. Para spesialis yang menjadi pendamping pada Ekspedisi Columbus juga telah melakukan pengamatan penting tentang tanaman ini dan kegunaannya di dalam masakan dan obat-obatan.
Kondisi iklim pertanian dan terjadinya hibridisasi secara alami menyebabkan perbedaan pada ukuran cabai, bentuk, warna, dan intensitas pedas yang dihasilkannya. Cabai menjadi salah satu rempah bumbu yang memiliki jenis dan ragam yang paling berwarna-warni. Eksistensi produk cabai merah kering dalam suatu masakan dan cabai hijau segar pada salad memberi nilai estetika yang cukup besar.
Buah cabai merupakan anggota nightshade yang memiliki warna hijau, kuning, oranye dan merah yang terdapat pada semua varietas cabai, terutama Capsicum annum. Lada hitam yang biasa digerus dan ditabur dalam masakan bukan merupakan anggota nightshade dan memiliki nama latin Piper nigrum. Menjadi salah satu tanaman yang berasal dari Dunia Baru, tanaman cabai tumbuh selama lebih dari 9000 tahun di Amerika Tengah dan Selatan. Kata "pepper" merupakan istilah penamaan dalam bahasa Inggris, sementara di Spanyol diberi nama "pimiento" yang merujuk pada semua jenis cabai yang ada. Bukan hanya sekedar nama yang digunakan pada olahan cabai yang dicampur dengan minyak zaitun. Cabai memiliki tingkatan dari ringan dan manis hingga tingkat paling pedas. Cabai skala ringan tidak memiliki kandungan zat kimia kapsaisin yang memunculkan citarasa pedas didalamnya. Penggunaan bumbu dari cabai biasanya pada skala ringan hingga pedas sedang (pada varietas cabai Capsicum annum). Jumlah capsaicin dalam cabai cukup beragam dan diukur dalam satuan pedas Scoville. Cabai berwarna kuning pisang memiliki skala 100 atau lebih, cabai jalepeno berskala 1000, cabai rawit 30.000. Dan cabai terpedas yang saat ini telah diketahui, Carolina Reaper kurang lebih berada pada skala 1.600.000. (Zaman, 2016)
Daftar Pustaka:
Attokaran M, 2017. Natural Food Flavors and Colorants: Second Edition. IFT Press. John Wiley & Sons Ltd.
DeWitt D, Bosland P W, 2009. The Complete Chile Pepper Book: A Gardener's Guide to Choosing, Growing, Preserving, and Cooking. Timber Press. Portland, London.
Zaman N, Henderson J, Wolf C R, Marquis M, 2016.
Llewellyn's 2017 Herbal Almanac: Herbs for Growing & Gathering, Cooking & Crafts, Health & Beauty, History, Myth & Lore. Llewellyn Worldwide Ltd.
Comments
Post a Comment