Skip to main content

Padi (Oryza sativa)

       Tanaman Padi yang memiliki nama latin Oryza sativa merupakan salah satu tanaman biji-bijian yang paling penting di dunia ini. Padi dapat tumbuh di bagian dunia manapun, akan tetepi budidayanya sangat terkonsentrasi di Benua Asia. Selain digunakan sebagai produk biji-bijian dan makanan ternak, padi juga dapat diolah menjadi berbagai produk seperti minyak dedak, kertas, dan sekam yang dapat dimanfaatkan untuk kesehatan manusia. Selain itu, banyak olahan masakan yang telah dibuat dan menjadi produk yang telah dikonsumsi di berbagai belahan dunia. (Jabran, 2017)

       Metode pada kegiatan pembibitan padi sangat berkaitan erat dengan sistem pemuliaan (breeding) secara konvensional dan molekuler. Pada pemuliaan konvensional, penyeleksian genotif tanaman secara tidang langsung terjadi melalui pemilihan fenotif yang pada umumnya lebih efektif dilakukan untuk menentukan sifat kualitatif daripada penentuan sifat kuantitatif. Sementara pemuliaan molekuler mengacu pada pengembangan varietas padi baru dengan mengintegrasikan sarana bioteknologi modern ke dalam metode pemuliaan konvensional yang mana melibatkan marker-assisted selection (MAS) dan pemuliaan molekuler. Tanaman padi yang berkembang biak mengalami transformasi dari genetik konvensional hingga menjadi desain molekul varietas baru yang dikenal pada saat ini. Pemuliaan varietas baru haruslah menjamin peningkatan pada sifat agronomi tanaman berupa jumlah produk yang dihasilkan, kualitas gabah, efisiensi penggunaan sumber daya, resistensi terhadap sejumlah penyakit tanaman dan hama, serta toleran terhadap berbagai tekanan pada lahan pertanian. Dalam beberapa tahun terakhir, beberapa upaya besar telah dirancang untuk menghasilkan tatanan baru pada genom tanaman padi, juga secara signifikan pada pengembangan fungsi genomiknya. Terdapat sejumlah gen lain yang telah disisipkan pada varietas padi mega. Banyak garis substitusi pada segmen kromosom telah dibuat, juga telah banyak lokus sifat kuantitatif (Quantitaive Trait Loci/ QTLs) yang teridentifikasi. (Chauhan, 2017)

Optimalisasi Penggunaan Air pada Lahan Pertanian Padi:
       Usaha untuk meminimalkan penggunaan air yang berlebihan sebagai input produksi pada lahan pertanian padi telah mampu digalakkan setelah sekian lama. Pada tahun 2006, Humprey pernah menyampaikan bahwa input produktivitas air (WP/ Water Productivity) yang digunakan pada tiap bidang lahan pertanian padi di New South Wales mengalami peningkatan hingga hampir dua kali lipat pada kurun waktu 20 tahun terakhir. Kenaikan terjadi dikarenakan pengenalan kultivar padi semi-dwarf untuk meningkatkan kapasitas hasil panen per satuan lahan produksi. Pemantauan pada penggunaan air di lahan pertanian dan kebijakan dibuat agar petani dapat menjaga kapasitas air yang digunakan tidak melebihi ambang batas. Selanjutnya, kegiatan survei dilakukan pada lahan menggunakan induksi elektromagnetik untuk mengidentifikasi daerah yang memiliki permeabilitas rendah sehingga dapat menemukan lahan yang karakteristiknya lebih cocok digunakan sebagai lahan pertanian padi. Kapasitas produksi yang rendah pada tanaman padi biasanya diakibatkan oleh hilangnya sebagian besar substansi air pada lahan pertanian melalui proses perkolasi di sekitar zona akar tanaman. Hasil dari optimalisasi ini, diharapkan mampu menekan kelebihan air yang terbuang pada lahan pertanian padi di setiap daerah. (Jena, 2012)

Daftar Pustaka:
Chauhan B S, Jabran K, Mahajan G, 2017. Rice Production Worldwide. Springer International Publishing.
Jabran K, 2017. Manipulation of Allelopathic Crops for Weed Control. Springer International Publishing. Gewerbestrasse 11, 6330 Cham, Switzerland.
Jena K K, Hardy B, 2012. Advances in Temperate Rice Research. The International Rice Research Institute (IRRI)

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan istilah kebun, sawah, ladang dan taman

     Kebun adalah istilah yang digunakan untuk menamai suatu bentangan lahan pertanian yang memiliki cakupan area yang luas. Karakteristik yang menonjol adalah komoditi yang ditanam sejenis dengan kapasitas pengelolaan lahan yang tinggi. Tenaga kerja tergolong ahli sehingga tiap orang dapat menangani area pertanian yang luas. Nama ini lebih sering kita jumpai dengan penyebutan kata "perkebunan".      Sawah adalah lahan pertanian terarah dengan komoditi pertaniannya didominasi tanaman-tanaman jenis serealia. Di Indonesia, lahan persawahan sangat dikenal dengan tanaman padinya. Lahan pertanian untuk tanaman serealia diusahakan pada bentangan yang datar karena jenis tanaman ini mudah rubuh jika terkena tiupan angin kencang.      Ladang adalah jenis tanah tidur yang masih dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian dengan komoditi umumnya sejenis palawija. Tanaman palawija tahan terhadap cuaca yang cenderung kering. Ladang memiliki kelebihan karena lokasinya dapat ditempatkan

Legalisasi industri mebel

     Legalisasi (pengesahan) permebelan menjadi bukti bahwasanya produk yang dihasilkan dari proses pengolahan dalam kegiatan manufaktur bahan baku kayu olahan berasal dari jalur yang aman tanpa memberikan efek kerusakan pada alam seperti ilegal logging / pembalakan liar, pencurian kayu industri, penggelapan bahan baku perkayuan serta kegiatan yang berpotensi merusak alam lainnya. Berikut merupakan syarat dan data perizinan yang berlaku di Indonesia: A. Industri Mebel 1. Surat Izin Usaha Perdagangan / SIUP Landasan Hukum: Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 36/M-DAG/PER/9/2007 Persyaratan Permohonan Izin: untuk Perusahaan yang berbentuk CV. dan Firma, - Fotokopi Akta Notaris Pendirian Perusahaan / Akta Notaris yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri - Fotokopi Kartu Tanda Penduduk/KTP Pemilik atau Pengurus atau Penanggungjawab Perusahaan - Surat Pernyataan dari Pemohon SIUP tentang lokasi usaha Perusahaan  - Foto Pemilik atau Pengurus atau Penang

Dekomposisi, Kontaminasi, Fermentasi dan Preservasi pada makanan

    Pembusukan / kerusakan produk makanan adakalanya berasal dari dekomposisi dan terkadang melalui kontaminasi zat tertentu. Keduanya mengalami perubahan kandungan nutrisi, tetapi dibedakan dengan adanya dekomposer dan zat kontaminan.     Dekomposer mengacu pada organisme yang dapat mempercepat terjadinya dekomposisi. Sedangkan, Zat kontaminan merupakan suatu zat yang tertambahkan dalam objek sehingga terjadi kontaminasi.     Organisme pendekomposisi diantaranya semut, belatung, jamur, dan bakteri. Perubahan nutrisi ditandai dengan berkurangnya protein terkandung akibat dekomposer dan muncul bau tidak sedap.     Kontaminasi bisa berasal dari organisme, zat kimia, maupun benda fisik yang jika termakan / dikonsumsi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi manusia. Gejala dan akibat yang ditimbulkan berbeda-beda, mulai dari mual hingga beresiko kanker.     Fermentasi pada umumnya, merupakan proses pengawetan dengan bantuan ragi. Glukosa dalam bahan baku makanan dirombak menghasil