Skip to main content

Pengerukan sedimentasi tanah dari dasar sungai


   Perubahan dan pergeseran muka tanah dari area yang relatif tinggi menuju ke area di bawahnya sering kali dihadapi oleh negara-negara beriklim tropis. Terutama, tatkala terjadi hujan. Intensitas air yang turun dalam waktu yang lama mampu mengurangi daya ikat tanah di daerah pegunungan atau dataran tinggi sehingga mengakibatkan sebagian lapisan muka tanah ikut terhanyut oleh air hujan di sepanjang aliran sungai.

      Pengikisan tanah (erosi) berakibat pada naiknya muka tanah / pendangkalan di sekitar aliran sungai. Kapasitas tampung sungai terhadap air masukan semakin mengecil setelah terjadi pendangkalan. Banjir di daerah perkotaan selain terjadi karena tumpukan sampah pada saluran air juga diakibatkan oleh sedimentasi muka tanah kiriman dari dataran tinggi pada hulu sungai. Untuk mengantisipasinya dibutuhkan proses pengerukan dasar agar dapat menjaga aliran sungai tetap ideal.

      Pengerukan tanah merupakan proses pengambilan material berupa bongkahan besar maupun dalam kapasitas kecil menghasilkan tanah hasil kerukan dan area dengan kedalaman tanah yang lebih tinggi. Mayoritas pengerukan tanah berakibat negatif terhadap ekosistem di sekitarnya, mirip dengan yang terjadi di area pertambangan. Tanpa adanya kegiatan pemulihan, area yang merupakan bekas pengerukan selalu menghasilkan tingkat kesuburan tanah yang rendah.

      Berbeda halnya dengan pengerukan sedimen pada dasar sungai ini. Kegiatan ini didasari oleh kesadaran publik akan pentingnya menjaga kebersihan sungai. Sungai yang bersih serta jernih akan memperindah daerah perkotaan. Selain bersih dan indah, sungai dengan ikan-ikan alami seperti mosquitofish akan menghindarkan kita dari persebaran nyamuk Aedes aegepti yang menjadi pemicu munculnya penyakit DB.

Comments

Popular posts from this blog

Perbedaan istilah kebun, sawah, ladang dan taman

     Kebun adalah istilah yang digunakan untuk menamai suatu bentangan lahan pertanian yang memiliki cakupan area yang luas. Karakteristik yang menonjol adalah komoditi yang ditanam sejenis dengan kapasitas pengelolaan lahan yang tinggi. Tenaga kerja tergolong ahli sehingga tiap orang dapat menangani area pertanian yang luas. Nama ini lebih sering kita jumpai dengan penyebutan kata "perkebunan".      Sawah adalah lahan pertanian terarah dengan komoditi pertaniannya didominasi tanaman-tanaman jenis serealia. Di Indonesia, lahan persawahan sangat dikenal dengan tanaman padinya. Lahan pertanian untuk tanaman serealia diusahakan pada bentangan yang datar karena jenis tanaman ini mudah rubuh jika terkena tiupan angin kencang.      Ladang adalah jenis tanah tidur yang masih dapat dimanfaatkan untuk kegiatan pertanian dengan komoditi umumnya sejenis palawija. Tanaman palawija tahan terhadap cuaca yang cenderung kering. Ladang memiliki kelebihan karena lokasinya dapat ditempatkan

Legalisasi industri mebel

     Legalisasi (pengesahan) permebelan menjadi bukti bahwasanya produk yang dihasilkan dari proses pengolahan dalam kegiatan manufaktur bahan baku kayu olahan berasal dari jalur yang aman tanpa memberikan efek kerusakan pada alam seperti ilegal logging / pembalakan liar, pencurian kayu industri, penggelapan bahan baku perkayuan serta kegiatan yang berpotensi merusak alam lainnya. Berikut merupakan syarat dan data perizinan yang berlaku di Indonesia: A. Industri Mebel 1. Surat Izin Usaha Perdagangan / SIUP Landasan Hukum: Peraturan Menteri Perdagangan Republik Indonesia No. 36/M-DAG/PER/9/2007 Persyaratan Permohonan Izin: untuk Perusahaan yang berbentuk CV. dan Firma, - Fotokopi Akta Notaris Pendirian Perusahaan / Akta Notaris yang telah didaftarkan di Pengadilan Negeri - Fotokopi Kartu Tanda Penduduk/KTP Pemilik atau Pengurus atau Penanggungjawab Perusahaan - Surat Pernyataan dari Pemohon SIUP tentang lokasi usaha Perusahaan  - Foto Pemilik atau Pengurus atau Penang

Dekomposisi, Kontaminasi, Fermentasi dan Preservasi pada makanan

    Pembusukan / kerusakan produk makanan adakalanya berasal dari dekomposisi dan terkadang melalui kontaminasi zat tertentu. Keduanya mengalami perubahan kandungan nutrisi, tetapi dibedakan dengan adanya dekomposer dan zat kontaminan.     Dekomposer mengacu pada organisme yang dapat mempercepat terjadinya dekomposisi. Sedangkan, Zat kontaminan merupakan suatu zat yang tertambahkan dalam objek sehingga terjadi kontaminasi.     Organisme pendekomposisi diantaranya semut, belatung, jamur, dan bakteri. Perubahan nutrisi ditandai dengan berkurangnya protein terkandung akibat dekomposer dan muncul bau tidak sedap.     Kontaminasi bisa berasal dari organisme, zat kimia, maupun benda fisik yang jika termakan / dikonsumsi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi manusia. Gejala dan akibat yang ditimbulkan berbeda-beda, mulai dari mual hingga beresiko kanker.     Fermentasi pada umumnya, merupakan proses pengawetan dengan bantuan ragi. Glukosa dalam bahan baku makanan dirombak menghasil