Perubahan dan pergeseran muka tanah dari area yang relatif tinggi menuju ke area di bawahnya sering kali dihadapi oleh negara-negara beriklim tropis. Terutama, tatkala terjadi hujan. Intensitas air yang turun dalam waktu yang lama mampu mengurangi daya ikat tanah di daerah pegunungan atau dataran tinggi sehingga mengakibatkan sebagian lapisan muka tanah ikut terhanyut oleh air hujan di sepanjang aliran sungai.
Pengikisan tanah (erosi) berakibat pada naiknya muka tanah / pendangkalan di sekitar aliran sungai. Kapasitas tampung sungai terhadap air masukan semakin mengecil setelah terjadi pendangkalan. Banjir di daerah perkotaan selain terjadi karena tumpukan sampah pada saluran air juga diakibatkan oleh sedimentasi muka tanah kiriman dari dataran tinggi pada hulu sungai. Untuk mengantisipasinya dibutuhkan proses pengerukan dasar agar dapat menjaga aliran sungai tetap ideal.
Pengerukan tanah merupakan proses pengambilan material berupa bongkahan besar maupun dalam kapasitas kecil menghasilkan tanah hasil kerukan dan area dengan kedalaman tanah yang lebih tinggi. Mayoritas pengerukan tanah berakibat negatif terhadap ekosistem di sekitarnya, mirip dengan yang terjadi di area pertambangan. Tanpa adanya kegiatan pemulihan, area yang merupakan bekas pengerukan selalu menghasilkan tingkat kesuburan tanah yang rendah.
Berbeda halnya dengan pengerukan sedimen pada dasar sungai ini. Kegiatan ini didasari oleh kesadaran publik akan pentingnya menjaga kebersihan sungai. Sungai yang bersih serta jernih akan memperindah daerah perkotaan. Selain bersih dan indah, sungai dengan ikan-ikan alami seperti mosquitofish akan menghindarkan kita dari persebaran nyamuk Aedes aegepti yang menjadi pemicu munculnya penyakit DB.
Comments
Post a Comment