Di era modern ini berbagai inovasi selalu dikembangkan. Salah satunya inovasi dalam hal pembuatan wadah pembungkus yang ramah lingkungan dengan bahan dasar hampir 100%-nya dari jenis organik. Berikut aneka bungkus ramah lingkungan yang dulu pernah berjaya di masanya.
1. Daun pisang
Alat pembungkus ini sering digunakan sebagai tempat olahan makanan atau camilan yang siap saji. Terkadang dapat dijumpai juga di rumah makan, resto dan hotel sebagai alas piring karena dapat memberi kesan segar dan natural.
2. Daun jati
Alat pembungkus yang satu ini sering dipakai untuk membungkus daging atau kikil (kaki sapi). Tekstur daun jati yang unik dan kering digunakan untuk menyerap bau amis dan tetesan darah yang terdapat dalam daging mentah.
3. Karung goni
Alat pembungkus berikutnya sering digunakan di pabrik-pabrik pengolahan produk pertanian seperti pabrik gula, kopi, dan berbagai jenis tanaman serealia. Biji-bijian dibungkus dengan karung untuk mempermudah proses pemindahan-pengolahan-hingga didistribusikan kepada konsumen.
4. Anyaman bambu
Dari beragam alat pembungkus, alat yang satu ini memiliki bentuk dan model yang paling bervariasi. Bentuk anyaman bambu disesuaikan dengan produk yang akan dibungkus/diletakkan di atasnya. Misalnya untuk jenis ikan sarden segar atau produk setengah matang, anyaman bambu dibentuk persegi panjang dengan ukuran 15x8x5 cm agar dapat memuat ikan sarden. Pada kasus lain, anyaman bambu ukuran besar juga digunakan sebagai kandang semu untuk distribusi ternak unggas dari daerah desa ke perkotaan.
Alat pembungkus di atas pernah tenar di masanya sebelum merebaknya jenis pembungkus pabrikan berbahan plastik. Menilik akan besarnya dampak yang ditimbulkan akibat menumpuknya sampah plastik yang lebih sulit diurai. Alangkah baiknya, jika kita kembali memperkenalkan produk pembungkus berbahan organik yang kiranya dapat dijadikan alternatif dari alat pembungkus plastik dan bersikap positif terhadap lingkungan tempat tinggal kita.
1. Daun pisang
Alat pembungkus ini sering digunakan sebagai tempat olahan makanan atau camilan yang siap saji. Terkadang dapat dijumpai juga di rumah makan, resto dan hotel sebagai alas piring karena dapat memberi kesan segar dan natural.
2. Daun jati
Alat pembungkus yang satu ini sering dipakai untuk membungkus daging atau kikil (kaki sapi). Tekstur daun jati yang unik dan kering digunakan untuk menyerap bau amis dan tetesan darah yang terdapat dalam daging mentah.
3. Karung goni
Alat pembungkus berikutnya sering digunakan di pabrik-pabrik pengolahan produk pertanian seperti pabrik gula, kopi, dan berbagai jenis tanaman serealia. Biji-bijian dibungkus dengan karung untuk mempermudah proses pemindahan-pengolahan-hingga didistribusikan kepada konsumen.
4. Anyaman bambu
Dari beragam alat pembungkus, alat yang satu ini memiliki bentuk dan model yang paling bervariasi. Bentuk anyaman bambu disesuaikan dengan produk yang akan dibungkus/diletakkan di atasnya. Misalnya untuk jenis ikan sarden segar atau produk setengah matang, anyaman bambu dibentuk persegi panjang dengan ukuran 15x8x5 cm agar dapat memuat ikan sarden. Pada kasus lain, anyaman bambu ukuran besar juga digunakan sebagai kandang semu untuk distribusi ternak unggas dari daerah desa ke perkotaan.
Alat pembungkus di atas pernah tenar di masanya sebelum merebaknya jenis pembungkus pabrikan berbahan plastik. Menilik akan besarnya dampak yang ditimbulkan akibat menumpuknya sampah plastik yang lebih sulit diurai. Alangkah baiknya, jika kita kembali memperkenalkan produk pembungkus berbahan organik yang kiranya dapat dijadikan alternatif dari alat pembungkus plastik dan bersikap positif terhadap lingkungan tempat tinggal kita.
Comments
Post a Comment