Di berbagai daerah masalah ketenagakerjaan yang dihadapi oleh penggiat pertanian sebagian besar muncul secara musiman dengan ciri khas permintaan tenaga kerja dalam jumlah relatif besar untuk menyelesaikan tugas di lingkungan produksi dimana waktunya tidak menentu (akibat perubahan cuaca dan kondisi iklim setempat).
Masalah yang terkait dengan kebutuhan tenaga kerja musiman secara signifikan atau buruh sewaan diobservasi di banyak negara maju seperti: Australia, Selandia Baru, Kanada, AS dan sebagian benua Eropa.
Di beberapa daerah tenaga kerja musiman dipekerjakan namun lahan pertanian tidak terkonsentrasi di wilayah tersebut karena membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar untuk mendukung kegiatan produksi pertanian.
Di daerah lain yang pertumbuhan industri pertaniannya telah maju seperti di daerah California, Florida dan Washington permintaan tenaga kerja musiman secara signifikan diperlukan pada kegiatan produksi buah dan sayur yang dilakukan secara intensif.
Pekerja dalam jumlah besar tersebut dibutuhkan dalam periode waktu yang terkonsentrasi untuk melakukan berbagai tugas seperti penanaman bibit, pengikatan batang, pemangkasan ranting, pemangkasan buah tak layak konsumsi dan pemanenan. Kegagalan dalam mendapatkan pekerja secara tepat waktu biasanya mengakibatkan cost yang dikeluarkan menjadi sangat tinggi.
Kebutuhan tenaga kerja tambahan di samping tenaga kerja lokal atau daerah yang telah ada seringkali dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (i) jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan terlebih pada pertanian intensif semisal produk buah dan sayur yang butuh penanganan panjang hingga sampai kepada konsumen. (ii) nilai jual tenaga kerja dimana terjadi tingkat pengangguran yang tinggi dan jam kerja paruh waktu yang memang telah diatur sedemikian rupa agar kegiatan pertanian dapat berjalan secara lazim.
Penyerapan tenaga kerja musiman dari pasar tenaga kerja lokal maupun regional memang lebih sedikit memberikan masalah dibandingkan dengan saat pasar tenaga kerja berjalan sangat ketat. Namun hal ini dapat mengakibatkan pertambahan jumlah pengangguran maupun setengah menganggur bagi penduduk lokal.
Perkara tenaga kerja musiman sepertinya akan tetap ada selama sistem pertanian yang berkembang membutuhkan sumber daya yang berasal dari tenaga kerja ini, memang dalam perjalanannya memungkinkan perpindahan / migrasi tenaga kerja yang dibutuhkan ke daerah yang lebih dekat dengan lahan pertanian tempat ia bekerja.
Sementara migrasi tenaga kerja secara intrinsik merupakan bagian dari sistem produksi pertanian masih perlu dikaitkan secara sistematis dengan analisa pangan pada jalur agribisnis. Isi diskusi yang dibahas biasanya seputar migrasi secara global, migrasi tenaga kerja dan terutama migrasi temporal maupun siklon.
Pola pekerja musiman di bidang pertanian telah dianalisa melalui berbagai pandangan dan teori. Berbeda dengan pandangan secara tradisional yang lebih statis terhadap teori migrasi secara umum, seperti teori asimilasi dan penyerapan, faktor dorongan dan daya tarik, serta teori pasar tenaga kerja ganda (bekerja di beberapa bidang usaha sekaligus)
Studi migrasi saat ini berfokus pada jaringan dan mata rantai transnasonalitas dan lingkup transnasional yang menghubungkan migrasi tenaga kerja dengan pola produksi ekonomi global dan pembangunan yang tidak merata.
Kontribusi terkini tentang migrasi tenaga kerja mampu menyelidiki tata cara pengelolaan dan pengendalian migrasi pada tingkat yang berbeda. Acuannya pada pendekatan tata kelola global, pembangunan dan gambaran pengelolaan tenaga kerja.
Pada saat yang bersamaan potensi pergerakan buruh untuk membangun sikap solidaritas yang baru secara global dapat dieksplorasi. Tinjauan baru di lapangan diketemukan bahwa ketiadaan tenaga kerja secara umum tercatat sementara melalui pendekatan holistik terhadap buruh sebagai 'orang yang bekerja' dan integrasi pada alur lebih lanjut dalam geografi ekonomi seperti literatur komoditi global dan nilai distribusi yang diminta.
DAFTAR PUSTAKA:
Gertel J, Sippel S. 2014. Seasonal Worker in Mediterranean Agriculture: The Social Cost of Eating Fresh. Routledge.
Vanderman A, Larson J, Runyan J. 2002. The Dynamic of Hired Farm Labour: Constraints and Community Responses. CABI Publishing.
Masalah yang terkait dengan kebutuhan tenaga kerja musiman secara signifikan atau buruh sewaan diobservasi di banyak negara maju seperti: Australia, Selandia Baru, Kanada, AS dan sebagian benua Eropa.
Di beberapa daerah tenaga kerja musiman dipekerjakan namun lahan pertanian tidak terkonsentrasi di wilayah tersebut karena membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah besar untuk mendukung kegiatan produksi pertanian.
Di daerah lain yang pertumbuhan industri pertaniannya telah maju seperti di daerah California, Florida dan Washington permintaan tenaga kerja musiman secara signifikan diperlukan pada kegiatan produksi buah dan sayur yang dilakukan secara intensif.
Pekerja dalam jumlah besar tersebut dibutuhkan dalam periode waktu yang terkonsentrasi untuk melakukan berbagai tugas seperti penanaman bibit, pengikatan batang, pemangkasan ranting, pemangkasan buah tak layak konsumsi dan pemanenan. Kegagalan dalam mendapatkan pekerja secara tepat waktu biasanya mengakibatkan cost yang dikeluarkan menjadi sangat tinggi.
Kebutuhan tenaga kerja tambahan di samping tenaga kerja lokal atau daerah yang telah ada seringkali dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain: (i) jumlah tenaga kerja yang dibutuhkan terlebih pada pertanian intensif semisal produk buah dan sayur yang butuh penanganan panjang hingga sampai kepada konsumen. (ii) nilai jual tenaga kerja dimana terjadi tingkat pengangguran yang tinggi dan jam kerja paruh waktu yang memang telah diatur sedemikian rupa agar kegiatan pertanian dapat berjalan secara lazim.
Penyerapan tenaga kerja musiman dari pasar tenaga kerja lokal maupun regional memang lebih sedikit memberikan masalah dibandingkan dengan saat pasar tenaga kerja berjalan sangat ketat. Namun hal ini dapat mengakibatkan pertambahan jumlah pengangguran maupun setengah menganggur bagi penduduk lokal.
Perkara tenaga kerja musiman sepertinya akan tetap ada selama sistem pertanian yang berkembang membutuhkan sumber daya yang berasal dari tenaga kerja ini, memang dalam perjalanannya memungkinkan perpindahan / migrasi tenaga kerja yang dibutuhkan ke daerah yang lebih dekat dengan lahan pertanian tempat ia bekerja.
Sementara migrasi tenaga kerja secara intrinsik merupakan bagian dari sistem produksi pertanian masih perlu dikaitkan secara sistematis dengan analisa pangan pada jalur agribisnis. Isi diskusi yang dibahas biasanya seputar migrasi secara global, migrasi tenaga kerja dan terutama migrasi temporal maupun siklon.
Pola pekerja musiman di bidang pertanian telah dianalisa melalui berbagai pandangan dan teori. Berbeda dengan pandangan secara tradisional yang lebih statis terhadap teori migrasi secara umum, seperti teori asimilasi dan penyerapan, faktor dorongan dan daya tarik, serta teori pasar tenaga kerja ganda (bekerja di beberapa bidang usaha sekaligus)
Studi migrasi saat ini berfokus pada jaringan dan mata rantai transnasonalitas dan lingkup transnasional yang menghubungkan migrasi tenaga kerja dengan pola produksi ekonomi global dan pembangunan yang tidak merata.
Kontribusi terkini tentang migrasi tenaga kerja mampu menyelidiki tata cara pengelolaan dan pengendalian migrasi pada tingkat yang berbeda. Acuannya pada pendekatan tata kelola global, pembangunan dan gambaran pengelolaan tenaga kerja.
Pada saat yang bersamaan potensi pergerakan buruh untuk membangun sikap solidaritas yang baru secara global dapat dieksplorasi. Tinjauan baru di lapangan diketemukan bahwa ketiadaan tenaga kerja secara umum tercatat sementara melalui pendekatan holistik terhadap buruh sebagai 'orang yang bekerja' dan integrasi pada alur lebih lanjut dalam geografi ekonomi seperti literatur komoditi global dan nilai distribusi yang diminta.
DAFTAR PUSTAKA:
Gertel J, Sippel S. 2014. Seasonal Worker in Mediterranean Agriculture: The Social Cost of Eating Fresh. Routledge.
Vanderman A, Larson J, Runyan J. 2002. The Dynamic of Hired Farm Labour: Constraints and Community Responses. CABI Publishing.
Comments
Post a Comment