Beras merupakan komoditas utama sektor pertanian yang digunakan sebagai makanan masyarakat umum. Sebagai makanan pokok beras seharusnya memiliki beberapa sifat, antara lain: mudah didapat, harganya terjangkau, penyebaran komoditinya merata, dan harganya stabil. Sifat-sifat tersebut sudah sepantasnya dijaga oleh pemerintah agar aktivitas masyarakat tetap berjalan.
Kondisi dimana harga bahan pokok melambung mengakibatkan tidak efektifnya pengeluaran cash yang dimiliki oleh masyarakat karena terfokus pada biaya makan setiap hari. Perlu adanya antisipasi terhadap lonjakan harga barang kebutuhan pokok, terutama pada komoditas pangan. Kenaikan harga beras dapat terjadi melalui beberapa faktor dan seringkali terjadi secara berantai. Faktor yang menyebabkan kenaikan harga 'beras' antara lain:
1. Kelangkaan air/Kekeringan
Musim kemarau di beberapa wilayah biasanya mengakibatkan air sungai dan aliran air di sekitar lahan pertanian padi mengering. Biasanya petani harus memompa air dari sumur dangkal maupun lapisan dalam. Pemompaan yang dilakukan secara terus-menerus juga dapat mengakibatkan daerah di sekitar area pertanian mengalami sumur kering terlebih jika yang dipompa merupakan air dari lapisan tanah dalam. Kekeringan ini hanya dapat berakhir jika musim penghujan datang.
Selain digunakan sebagai pengairan, sumber air (seperti: mata air) pun biasanya terputus karena digunakan untuk kebutuhan konsumsi masyarakat di sekitar mata air di musim kemarau. Kapasitas air yang tersimpan selama musim penghujan biasanya sangat terkuras di sekitar pertengahan kemarau. Jika penggunaan air melebihi kapasitas simpan air dalam suatu wilayah maka sudah dapat dipastikan daerah tersebut merupakan wilayah rawan kekeringan. Sehingga untuk konsumsi air harus mendatangkan dari luar daerah yang tidak terjadi kekeringan.
Di pulau Jawa dan Sumatera yang terdampak kekeringan tahun 2017/2018, antara lain*:
- Aceh (6): Aceh Utara, Lhoksumawe, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang, Kab. Bireun
- Sumut (3): Asahan, Rawang Panca Arga, Meranti
- Riau (1): Kuantan Singingi
- Lampung Utara (1): Kec. Abung Timur
- Lampung Selatan (4): Kec. Sragi, Sidomulyo, Ketapang, Waypanji
- Lampung Timur (9): Kec. Batanghari, Metrokibang, Margatiga, Margasekampung, Labuhanratu, Bumiagung, Batangharinuban, Pekalongan, Purbolinggo
- Jabar (8): Indramayu, Ciamis, Cianjur, Karawang, Kuningan, Sukabumi, Kota Banjar
- Jateng (10): Tegal, Pemalang, Kendal, Demak, Jepara, Klaten, Magelang, Kebumen, Banyumas, Cilacap
- DIY (2): Gunungkidul, Kulonprogo
- Jatim (10): Gresik, Tulungagung, Lamongan, Pacitan, Lumajang, Pamekasan, Ngawi(daerah kaki gunung lawu yang jauh dengan sungai bengawan solo), Sidoarjo, Mojokerto, Bojonegoro
* Setiap daerah terdampak kekeringan memiliki luasan area yang berbeda-beda, tergantung lama masa paceklik dan antisipasi dari pemerintah daerah
Ada 3 tingkat kekeringan yang dikenal di Indonesia yaitu kekeringan ringan, sedang dan puso (bulir padi tidak ada/gagal panen). Kekeringan di Indonesia bagian selatan terjadi di akhir tahun 2017, sedangkan awal 2018 kekeringan di utara Indonesia. Perbedaan musim penghujan dikarenakan arah pergerakan awan dan matahari di bulan- bulan tersebut.
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menghadapi kekeringan/paceklik:
- Pembuatan sumur resapan, oleh masyarakat
- Pembuatan dam/bendungan penyimpan air, oleh pemerintah
- Pengendalian tata bangunan, oleh stakeholder
- Hemat dan bijak dalam menggunakan air, bagi masyarakat sekitar
2. Alur distribusi beras terhambat
Hujan juga dapat berakibat pada kenaikan harga beras. Hal ini terjadi dikarenakan pemasok/distributor mengalami kesulitan saat melakukan pengangkutan gabah dan beras. Alat transportasi yang digunakan harus kedap air agar beras tidak rusak saat pengiriman.
Antisipasi alur distribusi beras terhambat:
- Penggunaan standar kelayakan moda transportasi berbasis pangan
- Pembuatan gudang penyimpanan beras secara merata
- Keamanan dan kenyamanan jalur transportasi darat/laut/udara
3. Kelangkaan beras
Beras dapat dikatakan langka jika terjadi 2 hal, a. Konsumsi masyarakat melebihi kapasitas produksi petani (kelangkaan jangka panjang) dan b. Jumlah beras yang beredar di masyarakat sedikit (kelangkaan jangka pendek).
Antisipasi kelangkaan beras:
- Penggunaan manajemen produk pangan yang berkelanjutan
- Kerjasama pemerintah, pengusaha dan petani menjaga ketersediaan beras
- Penanganan air dan jalur distribusi secara merata sehingga petani dapat terus melakukan kegiatan produksi beras
Kondisi dimana harga bahan pokok melambung mengakibatkan tidak efektifnya pengeluaran cash yang dimiliki oleh masyarakat karena terfokus pada biaya makan setiap hari. Perlu adanya antisipasi terhadap lonjakan harga barang kebutuhan pokok, terutama pada komoditas pangan. Kenaikan harga beras dapat terjadi melalui beberapa faktor dan seringkali terjadi secara berantai. Faktor yang menyebabkan kenaikan harga 'beras' antara lain:
1. Kelangkaan air/Kekeringan
Musim kemarau di beberapa wilayah biasanya mengakibatkan air sungai dan aliran air di sekitar lahan pertanian padi mengering. Biasanya petani harus memompa air dari sumur dangkal maupun lapisan dalam. Pemompaan yang dilakukan secara terus-menerus juga dapat mengakibatkan daerah di sekitar area pertanian mengalami sumur kering terlebih jika yang dipompa merupakan air dari lapisan tanah dalam. Kekeringan ini hanya dapat berakhir jika musim penghujan datang.
Selain digunakan sebagai pengairan, sumber air (seperti: mata air) pun biasanya terputus karena digunakan untuk kebutuhan konsumsi masyarakat di sekitar mata air di musim kemarau. Kapasitas air yang tersimpan selama musim penghujan biasanya sangat terkuras di sekitar pertengahan kemarau. Jika penggunaan air melebihi kapasitas simpan air dalam suatu wilayah maka sudah dapat dipastikan daerah tersebut merupakan wilayah rawan kekeringan. Sehingga untuk konsumsi air harus mendatangkan dari luar daerah yang tidak terjadi kekeringan.
Di pulau Jawa dan Sumatera yang terdampak kekeringan tahun 2017/2018, antara lain*:
- Aceh (6): Aceh Utara, Lhoksumawe, Aceh Timur, Langsa, Aceh Tamiang, Kab. Bireun
- Sumut (3): Asahan, Rawang Panca Arga, Meranti
- Riau (1): Kuantan Singingi
- Lampung Utara (1): Kec. Abung Timur
- Lampung Selatan (4): Kec. Sragi, Sidomulyo, Ketapang, Waypanji
- Lampung Timur (9): Kec. Batanghari, Metrokibang, Margatiga, Margasekampung, Labuhanratu, Bumiagung, Batangharinuban, Pekalongan, Purbolinggo
- Jabar (8): Indramayu, Ciamis, Cianjur, Karawang, Kuningan, Sukabumi, Kota Banjar
- Jateng (10): Tegal, Pemalang, Kendal, Demak, Jepara, Klaten, Magelang, Kebumen, Banyumas, Cilacap
- DIY (2): Gunungkidul, Kulonprogo
- Jatim (10): Gresik, Tulungagung, Lamongan, Pacitan, Lumajang, Pamekasan, Ngawi(daerah kaki gunung lawu yang jauh dengan sungai bengawan solo), Sidoarjo, Mojokerto, Bojonegoro
* Setiap daerah terdampak kekeringan memiliki luasan area yang berbeda-beda, tergantung lama masa paceklik dan antisipasi dari pemerintah daerah
Ada 3 tingkat kekeringan yang dikenal di Indonesia yaitu kekeringan ringan, sedang dan puso (bulir padi tidak ada/gagal panen). Kekeringan di Indonesia bagian selatan terjadi di akhir tahun 2017, sedangkan awal 2018 kekeringan di utara Indonesia. Perbedaan musim penghujan dikarenakan arah pergerakan awan dan matahari di bulan- bulan tersebut.
Kegiatan yang dapat dilakukan untuk menghadapi kekeringan/paceklik:
- Pembuatan sumur resapan, oleh masyarakat
- Pembuatan dam/bendungan penyimpan air, oleh pemerintah
- Pengendalian tata bangunan, oleh stakeholder
- Hemat dan bijak dalam menggunakan air, bagi masyarakat sekitar
2. Alur distribusi beras terhambat
Hujan juga dapat berakibat pada kenaikan harga beras. Hal ini terjadi dikarenakan pemasok/distributor mengalami kesulitan saat melakukan pengangkutan gabah dan beras. Alat transportasi yang digunakan harus kedap air agar beras tidak rusak saat pengiriman.
Antisipasi alur distribusi beras terhambat:
- Penggunaan standar kelayakan moda transportasi berbasis pangan
- Pembuatan gudang penyimpanan beras secara merata
- Keamanan dan kenyamanan jalur transportasi darat/laut/udara
3. Kelangkaan beras
Beras dapat dikatakan langka jika terjadi 2 hal, a. Konsumsi masyarakat melebihi kapasitas produksi petani (kelangkaan jangka panjang) dan b. Jumlah beras yang beredar di masyarakat sedikit (kelangkaan jangka pendek).
Antisipasi kelangkaan beras:
- Penggunaan manajemen produk pangan yang berkelanjutan
- Kerjasama pemerintah, pengusaha dan petani menjaga ketersediaan beras
- Penanganan air dan jalur distribusi secara merata sehingga petani dapat terus melakukan kegiatan produksi beras
Saya di sini untuk berkongsi kesaksian saya tentang apa yang dilakukan syarikat pinjaman yang dipercayai untuk saya. Nama saya Nikita Tanya, dari Rusia dan saya ibu yang cantik dari 3 kanak-kanak saya kehilangan dana saya untuk mendapatkan pinjaman yang sangat sukar untuk saya dan anak-anak saya, saya pergi ke talian untuk mencari bantuan pinjaman semua harapan adalah hilang sehingga satu hari yang setia ketika saya bertemu kawan saya yang baru-baru ini memperoleh pinjaman dari Perkhidmatan Pendanaan Le_Meridian Dia memperkenalkan saya kepada syarikat pinjaman yang jujur ini yang membantu saya mendapat pinjaman dalam masa 5 hari kerja, saya akan berterima kasih untuk selama-lamanya kepada Bapak Benjamin, kerana membantu saya kembali berjalan kaki. Anda boleh menghubungi Encik Benjamin melalui e-mel: lfdsloans@lemeridianfds.com, mereka tidak tahu saya melakukan ini untuk mereka, tetapi saya hanya perlu melakukannya kerana ramai orang di luar sana yang memerlukan bantuan pinjaman sila datang ke syarikat ini dan selamatkan. Watsats: (+ 1 989-394-3740)
ReplyDelete