Mayoritas konsumen jagung di tingkat masyarakat memahami peran iklim terhadap kualitas jagung. Jagung dengan kualitas baik tumbuh pada cuaca yang kondusif, pemberian pupuk tanaman yang tepat dan penanganan pasca panen yang mumpuni.
Kualitas yang kurang baik pastinya akan menurunkan harga komoditas ini. Harga jual jagung yang tidak sebanding dengan moda produksi lambat laun menyebabkan petani mengalami pailit. Sebaliknya, harga yang terlampau tinggi juga berakibat pada produsen yang mengolah jagung mentah menjadi produk lanjutan, seperti: peternakan, pabrik snack, dll. Lalu apa saja variable yang menetukan harga jagung?
A. Variabel Produksi-Distribusi, Supply&Demand dan Rantai Pemasaran
1 Variabel pada system produksi
Harga jual sangat terkait dengan input produksi, tenaga kerja, modal, pajak, dan pengeluaran petani. Pada system produksi pertanian yang sehat secara finansial, harga jual komoditi mampu mengimbangi atau lebih tinggi dari seluruh biaya yang dikeluarkan. Pada kondisi moneter yang sering menghadapi inflasi, harga jual juga diharuskan mampu menampung laju pertumbuhan inflasi agar usaha tidak colaps.
2 Variabel pada system distribusi
Distribusi diperlukan karena terpautnya jarak antara produsen dengan konsumen. Nilai distribusi semakin tinggi dipengaruhi dengan beberapa hal, antara lain: Jarak tempuh, medan yang dilalui, cuaca, sertifikasi produk dari instansi terkait, pajak, dan biaya akomodasi distributor.
3 Variabel Supply&Demand
Ketersediaan jagung juga mempengaruhi harga. Keseimbangan neraca dagang dijaga antara surplus dan kelangkaan. Pada kondisi surplus, komoditas akan dijual ke pasar internasional sedangkan saat terjadi kelangkaan seringkali dibutuhkan aktivitas impor dari negara produsen lain.
4 Variabel Rantai Pemasaran
Rantai pemasaran komoditi terbagi menjadi 2, yakni: rantai pasar local dan mancanegara. Sedangkan kapasitas terbagi menjadi pendek, sedang dan Panjang. Semakin pendek rantai pemasaran biasanya harga akan semakin terjangkau. Akhir-akhir ini sedang digalakkan pemendekan rantai pemasaran agar tidak terjadi kesenjangan harga. (petani sebagai produsen-distributor dan pemilik usaha/ pedagang eceran). Caranya, petani secara mandiri dan terintegrasi dalam Poktan/Gapoktan mengeluarkan produk kemasan ringan pada setiap produknya agar tepat guna dan saat sampai di konsumen harga tetap stabil.
Comments
Post a Comment