Skip to main content

Posts

Variabel Penentu Harga pada Komoditas Jagung

Mayoritas konsumen jagung di tingkat masyarakat memahami peran iklim terhadap kualitas jagung. Jagung dengan kualitas baik tumbuh pada cuaca yang kondusif, pemberian pupuk tanaman yang tepat dan penanganan pasca panen yang mumpuni. Kualitas yang kurang baik pastinya akan menurunkan harga komoditas ini. Harga jual jagung yang tidak sebanding dengan moda produksi lambat laun menyebabkan petani mengalami pailit. Sebaliknya, harga yang terlampau tinggi juga berakibat pada produsen yang mengolah jagung mentah menjadi produk lanjutan, seperti: peternakan, pabrik snack, dll. Lalu apa saja variable yang menetukan harga jagung? A. Variabel P roduksi-Distribusi,  Supply&Demand dan  Rantai Pemasaran 1 Variabel pada system produksi             Harga jual sangat terkait dengan input produksi, tenaga kerja, modal, pajak, dan pengeluaran petani. Pada system produksi pertanian yang sehat secara finansial, harga jual komoditi mampu mengimbangi atau lebih tinggi dari seluruh biaya yan

Pertumbuhan produsen baru untuk siasati kenaikan harga

      Kiat positif yang dapat dilakukan oleh pendatang baru pada bisnis peternakan pasca terjadinya kenaikan harga ayam pedaging dan telur ayam, antara lain: 1. Menjaga kwalitas dan kwantitas produksi daging dan telur ayam, baik dari segi sanitasi tempat dan organisme maupun peningkatan SDM/peternak. 2. Mengikuti harga acuan dari pemerintah dalam menentukan harga jual dari peternakan. 3. Mendistribusikan produk daging dan telur ayam melalui jalur usaha yang sehat, agar terhindar dari jeratan pidana bagi pelaku produsen maupun distributor.  4. Alih-alih ikut menaikkan harga produk, lebih baik si peternak tetap menjaga harga produknya pada keadaan normal tanpa ikut-ikutan menaikkan harga jual.     Perbedaan sudut pandang pada kejadian meningkatnya harga daging dan telur ayam: 1.        Sudut pandang dari sisi konsumen Terjadinya kelangkaan produk di pasar lokal maupun daerah di sekitar tempat-tinggalnya yang berakibat pada tidak-terpenuhinya kebutuhan produk pada hari yang sama.

Asal-Usul Debu, Pasir dan Clay

Debu, pasir dan clay/tanah liat digunakan untuk menentukan tekstur tanah suatu daerah sehingga dapat diketahui kapasitas serap tanah terhadap air, mineral dan udara bebas. Ketiganya memiliki perbedaan baik dari ukuran, bentuk dan unsur penyusunnya. 1. Debu         Terdiri dari berbagai bahan pembentuk yang banyak terdapat di alam seperti bahan organik (kapur, seresah daun, dll), biologi (bakteri dan virus), mineral umum (SiO2, SiO3 dll) dan logam (Pb, Hg Cd, Ar). ukuran: 0,05 - 0,002 mm 2. Clay         Hidrous alumunium silikat merupakan unsur pembentuk clay/lempung sifat khususnya adalah liat atau plastis karena banyak mengandung silika ukuran: < 0,0002 mm 3. Pasir                  Mineral pasir terbentuk dari proses pelapukan materi batuan atau materi granular yang lebih besar dari ukurannya. Seringkali ditemukan jenis pasir yang terdiri dari kuarsa sebagai mineral pembentuknya. ukuran: 2 - 0,55 mm Acuan tekstur tanah menggunakan segitiga-tekstur untuk mempermudah menghitung

Beras Hitam Organik

Beras hitam merupakan salah satu tipe dari spesies Padi (Oryza sativa L.) yang pulen, kaya akan nutrisi dan banyak dibudidayakan di kawasan Asia. Kulit luar beras berwarna hitam karena kandungan pigmen yang dikenal sebagai antosianin, yang juga berfungsi sebagai antioksidan. Beras hitam sebenarnya merupakan varietas beras merah tertentu dengan perbedaan mendasar pada kulit arinya yang berwarna gelap. Sudah banyak ditanam di China, Thailand, Bali dan Kalifornia. Beras hitam dijual di gerai hasil pertanian dalam satu bungkus tersendiri atau di-mix dengan beras lainnya. (Robertson, 2000) Beras hitam juga dikenal dengan nama beras ungu, forbidden-rice, beras surga, beras kaisar, beras raja dan beras berharga. Banyak yang menganggap beras ini sebagai obat mujarab di tengah intrik kuliner yang berbahaya bagi kesehatan karena kandungan gizinya dan efek kuratifnya yang tinggi. Beras ini juga dipercaya dapat memanjangkan umur. Karenanya beras ini juga dikenal dengan nama "Padi Panjang

Penangkaran Elang Jawa (Nisaetus bartelsi)

Burung yang endemik dengan pulau Jawa di Negara Kesatuan Republik Indonesia, elang ini secara luas tersebar di hutan-hutan primer. Range/luas tempat tinggal-nya berkisar 400 hektar. Elang dewasa seringkali tinggal menetap sehingga penyebarannya dilakukan oleh burung-burung muda yang berpencar mencari area tangkap secara mandiri. Elang Jawa akan mencapai umur dewasa pada tahun ke-3 atau ke-4 dari sejak usia menetas dan akan memiliki pasangan sejati untuk seumur hidup, berkembang-biak tap 2 (dua) tahun sekali terutama pada kurun waktu bulan Januari-Juli. Kehilangan habitat aslinya dan degradasi merupakan ancaman terbesar bagi keberlangsungan populasi elang jawa. Pengangkatan statusnya sebagai 'Burung Nasional' pun yang dikhususkan terhadap Elang Jawa ini disinyalir juga meningkatkan resiko penangkapan dari alam dengan tujuan diperdagangkan. Rencana untuk me-recovery/pemulihan sudah ada, inisiatif masyarakat lokal dan meningkatnya kesadaran telah membantu perlindungan sarang dari

Kelompok Tani, Gapoktan dan Swasembada Pangan

Petani merupakan pemeran utama dan sebagai tolak ukur keberhasilan negara dalam mengembangkan pembangunan pertanian baik dari skala mikro-nya (rumah tangga petani) maupun makro-nya (organisasi pertanian secara menyeluruh). Pemerintah yang bertindak sebagai pengatur arah kebijakan serta pemrakarsa program-program pertanian mendorong para petani untuk mencapai targetnya yakni 'sasaran produksi nasional terpenuhi' sehingga negara dapat memenuhi kapasitasnya sebagai penumpu program swasembada pangan secara berkelanjutan. Dasar Hukum: Permentan No.82 tahun 2013 tentang Pedoman Pembinaan Poktan dan Gapoktan      Modal awal dalam pengoperasian kelompok tani adalah RDK dan RDKK yang didukung dengan program-program pemerintah seperti pupuk subsidi, asuransi lingkup kerja tani dan lainnya yang merupakan bukti kesungguhan pemerintah dalam mendampingi tata kelola pertanian secara menyeluruh. RDK/Rencana Definitif Kelompok adalah rencana yang disusun secara sistematis dan terperinci me

Perbedaan Lada dan Ketumbar

Dari segi penamaan dalam bahasa latin, kedua tanaman ini dibedakan dengan Piper nigrum untuk lada dan Coriandrum sativum untuk ketumbar. Lada berasal dari keluarga sirih-sirihan (Piperaceae) sedangkan ketumbar berasal dari keluarga adas-adasan (Apiaceae). Biji dari kedua tanaman ini sering disandingkan dengan masakan sebagai bumbu penyedap alami yang bersifat menghangatkan seperti halnya jahe dalam minuman dan memberi sedikit rasa pedas menyengat (bukan pedas membara seperti sifat cabai, capsaicin) sehingga cocok digunakan di daerah tropis maupun lainnya saat turun hujan atau cuaca dingin. Varietas Lada     Terdapat lebih dari 600 varietas lada yang dibudidaya di belahan dunia. Namun tidak semua jenisnya dikenal sebagai bagian dari rempah-rempah. Sejarah mencatat bahwa hibrida pertama lada dilakukan pada 1966 yang dikenal dengan nama Panniyur 1. Nama jenis lada ini diambil dari tempat bernama Panniyoor, sebuah desa yang terletak di Kannur, Kerala, India. Lada tumbuh baik di daerah