Skip to main content

Posts

Showing posts from February, 2017

Forest fires

         Pengendalian kebakaran hutan merupakan masalah besar pada zaman ini. Efek dari badai La Nina selama 4 tahun (dari 2011 s.d 2015) telah menciptakan kondisi kekeringan parah di negara pantai barat Amerika. Kekeringan di California dan hutan-hutan sekitar pantai barat menyebabkan peningkatan kebakaran hutan pada tahun 2015. Terjadinya kebakaran hutan bergantung pada banyak karakteristik lingkungan hutan, seperti: kadar air dalam tanah, topografi hutan, infrastruktur hutan, cakupan iklim mikro dalam hutan, dan terutama spesies dalam hutan. Perpaduan pemahaman karakteristik spasial dapat membantu mengatur kebakaran hutan secara efektif. Pengembangan model geospasial telah dilakukan untuk menentukan lokasi rentan terjadi kebakaran hutan di Sumter National Forest, South Carolina, USA. Penulis menggunakan lereng, aspek, persebaran tingkat kemiringan, tekanan kompleks lereng, NDVI, jalan penyangga, kerapatan biomasa bahan bakar, beban bahan bakar perkotaan serta frekuensi sambaran peti

Livestock

        Peternakan menunjang kegiatan konservasi tanah dan dapat meningkatkan kesuburan tanah. Rerumputan dan legum yang digunakan sebagai pakan ternak merupakan tanaman yang cocok untuk konservasi tanah. Keduanya, membentuk lapisan hijau pelindung tanah yang mampu menahan pergerakan tanah akibat erosi angin dan air. Mineral selalu berpindah dari tanah menuju tanaman untuk mengoptimalkan proses pertumbuhan. Saat tanaman ini dijadikan pakan pada peternakan, sekitar 80% kandungan mineral dieksresikan pada kotoran ternak. Dengan penggunaan kotoran ternak pada tanah pertanian, kehilangan tingkat kesuburan tanah dapat ditekan. (Flanders, 2015)         Pemerintah Saudi Arabia menganjurkan dilakukannya investasi pada sektor agribisnis dan penyedia permodalan setingkat dengan bidang industri teknik dengan mendukung serta pemberian insentif pada lahan pertanian. Kebijakan ini telah diimplementasikan beberapa waktu lalu oleh kebijakan Kerajaan untuk mempromosikan kekayaan sektor pertanian dan

Pestisida

        Produksi tanaman pangan dan pakan ternak agar dapat bersaing pada kegiatan ekonomi membutuhkan peningkatan penggunaan pestisida. Pestisida adalah istilah umum yang mencakup berbagai produk kimia dan biologi untuk menghilangkan dan mengendalikan hama seperti: jamur, serangga, tikus dan gulma (fungisida, pestisida, rodentisida, dan herbisida). Di Uni Eropa, sekitar 320.000 ton zat aktif terjual setiap tahun dan menjadi 1/4 bagian dari perdagangan dunia. Residu pada buah, sayuran, biji-bijian, pembuatan makanan bayi dan bahan makanan yang berasal dari hewan dikontrol melalui sistem hukum batas maksimum residu (MRLs / maximum residue limits) yang didefinisikan sebagai konsentrasi maksimum residu pestisida (dinyatakan dengan mg residu per kg potensi komoditi di dalam makanan dan pakan ternaksetelah penggunaan pestisida menurut penerapan pertanian yang benar. Batasan maksimum residu bervariasi, biasanya berada pada kisaran 0,0008-50 mg/kg dan biasanya antara 0,01-10 mg/kg untuk tanam

Hara Tanah

            Pengikisan hara tanah (oleh penyerapan akar tanaman dan bakteri mikroba) bervariasi sesuai dengan kandungan asam fenolik, konsentrasi hara tanah, pH tanah, masa penggunaan lahan, masa pengolahan tanah, kuantitas pengolahan lahan, komposisi asam fenolik dalam tanah, baik yang diserap secara apoplas maaupun simplas. Asam fenolik dimanfaatkan untuk perkembangbiakan mikroba pada akar tanaman, larutan nutrisi dan aerasi. Asam fenolik pada bibit tanaman digunakan sebagai nutrisi pertumbuhan melalui perombakan oleh mikroba ( rhizoplane ) yang tersedia pada permukaan akar dan diubah menjadi larutan nutrisi. Saat diserap akar, asam fenolik disalurkan ke seluruh tubuh bibit tanaman. Konsentrasi asam fenolik paling tinggi tersimpan pada bagian akar tanaman. (Udo, 2011)            Pengelolaan Hara Terpadu dikabarkan dapat memperbaiki pasokan SOC, dengan demikian dapat membantu dalam mempertahankan produktifitas tanah serta  menstabilkan penyerapan hingga lapisan tanah C. K

Bibit Tanaman Hybrida

           Gejala krisis produksi pangan dan tuntutan pemenuhan kebutuhan dari masyarakat sangat tidak memungkinkan metode pembudidayaan tanaman secara tradisional dapat memberikan produksi tanaman yang diperlukan pada peningkatan produksi dan kualitas pangan. Varietas hybrida telah dikembangkan untuk meningkatkan produksi nutrisi dari tanaman budidaya; sebagai contoh kentang transgenik dimodifikasi untuk ditingkatkan kandungan proteinnya. Beras transgenik dikembangkan dengan penambahan vitamin A dan zat besi. Gandum hybrida dapat berproduksi pada lahan dengan tingkat salinitas tinggi dan dalam kondisi kering. Modifikasi transgenik pada tanaman pepaya dan tanaman kentang dikembangkan agar kebal terhadap gangguan hama dan infeksi jamur. (Lichtfouse, 2010)             Strategi mitigasi transgenik mengandalkan pada pemisahan muatan genetik negatif tanaman hibrida yang dihasilkan melalui persilangan tanaman yang rentan dengan tanaman sejenis. Sebagai contoh, mitigasi yang baik p

Greenhouse

        Perubahan iklim global saat ini memberikan banyak tantangan untuk pertanian. Upaya bersama untuk mengurangi kontribusi pertanian terhadap perubahan iklim dengan berharap pada estimasi hasil yang lebih penting, yakni untuk memastikan kelangsungan pertanian jangka panjang dan keamanan pangan. Agar tercapai hasil positif pada perubahan iklim, penelitian yang relevan dan tepat waktu akan berguna untuk memastikan penerapan praktik manajemen dan teknologi yang tepat di lahan pertanian USA. Penelitian dilakukan untuk menyediakan cara kerja pokok pada proses pengolahan sumber daya alam, sehingga dapat dijadikan dasar memilih sketsa manajemen dan berbagai perubahan yang secara efektif mendukung proses pembuatan kebijakan, baik pada sektor pertanian maupun peternakan sebagai kebijakan negara. Ruang lingkup ini, dijadika dasar penelitian pada GRACEnet ( Greenhouse gas Reduction through Agricultural Carbon Enhancement Network atau pengurangan gas rumah kaca melalui perbaikan siklus karbo

Kandungan Nitrogen dalam Tanah

        Keseimbangan nitrogen dan penggunaannya pada lahan pertanian secara efisien dikalkulasikan pada dua kali masa tanam. Penggunaan tidak hanya dari mineral nitrogen dan pupuk organik, tetapi juga berasal dari nitrogen sisa siklus pertanian sebelumnya (perbandingan potensi penyimpanan mineral nitrogen oleh tanah dengan jumlah nitrogen yang digunakan pada tahun yang sama). Jumlah nitrogen yang tidak digunakan masih disimpan untuk pertumbuhan tanaman pada masa pertanian berikutnya (meskipun juga terdapat resiko kehilangan melalui leaching /pencucian serta penguapan). Jadi, kita mengurangi jumlah nitrogen yang tersimpan dalam tanah dengan penggunaan nitrogen pada hasil panen. (David, 2013)         Terbatasnya ketersediaan lahan yang subur menjadi inti permasalahan kekurangan pangan di banyak wilayah di daerah tropis, terutama di negara Afrika. Pupuk akan memainkan peran kunci pada strategi ini. Percobaan di Afrika Barat menunjukkan respon baik yang diperoleh dari penggunaan

Hakikat Petani

           Pekerjaan sebagai petani itu mirip seperti seorang pelatih kuda daripada seorang tukang mesin, lebih mendekati seorang dokter dari pada tukang reparasi komputer. Tidak terlalu tepat, jika petani hanya dikatakan sebagai orang yang menanam makanan dan memelihara ternak. Petani mengubah kondisi lingkungan sedemikian rupa untuk memaksimalkan surplus bawaan pada tanaman dan ternak melalui pemeliharaan keduanya, mirip seorang ahli pelatih kuda yang berusaha memunculkan bakat kuda miliknya atau seperti dokter yang menyembuhkan pasiennya agar tubuhnya sehat kembali. Ada misteri dibalik pertanian. Juga ada keindahan dalam mengolah bahan baku menjadi produk yang bermanfaat, tipe yang berbeda dari tren kerja pertanian. (Hartman, 2015)            Warga pedesaan banyak yang terlibat pada kegiatan pertanian. Petani bekerja pada lahan pertanian hingga pada pusat pengolahan produk pertanian dan perikanan secara tradisional sebagai industri milik rakyat dimana etnis Melayu dan rakyat pr

Fermentasi Produk Pertanian

           Penelitian tentang ragi telah dimulai sejak akhir abad ke-16 tidak berselang lama setelah penemuan mikroskop. Akan tetapi, riset secara intensif baru dilakukan pada penghujung abad ke-17 s.d awal abad 18. Para ilmuan mendatangkan beberapa teori yang pada akhirnya kita ketahui sebagai realita pada masa kini, mereka mengemukakan bahwa ragi sebagai organisme bersel tunggal dan bertanggung jawab pada proses fermentasi alkohol. Akan tetapi, tak ada seorang pun yang benar-benar mendasarkan pada fakta bahwa ragi bermetabolime pada gula sehingga menghasilkan alkohol dan karbon dioksida (CO2). Hingga pada akhir tahun 1830-an, penelitian ragi difokuskan pada fakta bawa aktivitas sel ragi adalah sumber dari produksi alkohol dan karbon dioksida. (White, 2010)           Pembuatan fisiologi bakteri pasteur dengan penelitian proses fermentasi membuka horizon pengetahuan pada aktivitas mikroorganisme. Karya ini, jelas menunjukkan bahwa berbagai jenis bakteri memiliki fungsi yang spesifik

Pengenalan cover-crop dan mulsa organik

            Kegiatan perlindungan tanah pada lahan pertanian semakin berkembang. Kerusakan tanah baik dari sisi biologi, kimiawi maupun fisik harus ditanggulangi dengan meningkatkan daya tahan tanah terhadap perubahan cuaca dan kekahatan hara.              Keseimbangan unsur pembangun tanah pun dapat terus dijaga dengan perlakuan konservasi tanah. Tingkatan konservasi tanah beragam, disamakan dengan kebutuhan perbaikan tanahnya. Semakin tinggi tingkat kerusakan tanah pertanian, maka konservasi yang dilakukan juga perlu ditingkatkan.               Tanaman sejenis kacang-kacangan berperan pada perbaikan hara esensial tanah berupa N (nitrogen). Unsur N dapat ditimbun kembali oleh tanah dengan bantuan bakteri rhizobium yang hidup di sekitar tanaman kacang. Nitrogen pada atmosfer bebas diserap oleh tanaman kacang kemudian diikat oleh bakteri rhizobium pada sistem perakaran tanaman kacang.               Mulsa organik juga berdampak positif pada kandungan hara dalam tanah. Kelembapan ta

Partisipasi petani pada program pemuliaan tanaman

        Pemuliaan tanaman merupakan kegiatan atau usaha yang difokuskan pada peningkatan produksi tanaman. Peningkatan ditunjukkan dengan bertambahnya kuantitas (bobot) produksi, membaiknya kualitas nutrisi produk, dan ketahanan tanaman yang semakin tinggi terhadap daerah dan cuaca ekstrim.         Ketahanan terhadap hama dari kultivar tanaman lokal pun sering menjadi acuan dari program ini. Petani juga dapat ikut andil pada kegiatan ini, dikarenakan produk bibit hasil pemuliaan tanaman pada proses selanjutnya akan dibudidayakan sendiri oleh para petani.         Pada masa sebelumnya, Hak Cipta Pemulia Tanaman untuk Perlindungan Varietas Tanaman (PVT) dipegang sendiri oleh penyedia benih unggul. Hal seperti ini, kurang disukai oleh para petani dikarenakan persediaan bibit dan harga beli bibit lebih tinggi dari bibit lokal. Sementara bibit yang telah dipanen tidak dapat digunakan untuk ditanam pada masa pertanian selanjutnya.         Walaupun terdapat kekurangan seperti di atas, ad

Proses sertifikasi bibit tanaman budidaya

             Tanaman pangan merupakan produk pertanian yang paling sering dikembangkan di Indonesia. Lahan pertanian berukuran besar banyak yang dikhususkan untuk penanaman produk semacam ini. Hal tersebut, dikarenakan petani memiliki kesadaran penuh untuk dapat menghasilkan produk pangan dari lahan mereka daripada harus membeli dari luar daerah. Kepemilikan lahan pertanian juga berperan besar terhadap proses produksi semacam ini. Karena hak kepemilikan lahan bagi para petani sangat menunjang pertumbuhan kinerja di bidang pertanian.              Konsumsi masyarakat terhadap beragam produk pertanian membuka peluang terhadap standarisasi mutu bahan baku olahan pangan, terlebih dari penyediaan bibit yang berkualitas. Untuk itu, pemerintah melakukan upaya sertifikasi terhadap berbagai bibit tanaman yang tersebar di seluruh Indonesia. Sertifikasi ditujukan kepada pemeliharaan sifat unggul secara genetik yang ditemukan dari bibit yang diperiksa. Setelah bibit dianggap layak produksi, serti

Pertanian, Kedaulatan Pangan, dan Kemakmuran Bangsa

              Petani memiliki peran yang sangat besar terhadap kemakmuran suatu bangsa. Bangsa yang mandiri dari segi pertanian akan sangat toleran terhadap berbagai intrik sosial yang dapat menjurus pada krisis bernegara. Kedaulatan dari segi pangan merupakan sektor yang penting untuk menunjukkan kemerdekaan suatu negara. Kemakmuran suatu negara ditunjukkan dengan kemampuannya dalam memenuhi kebutuhan dari segi pangan di negaranya.              Negara maju sangat memprioritaskan pendirian pilar pengusung bangsa, salah satunya yaitu kedaulatan pangan. Negara berkembang dapat belajar dari kesuksesan negara yang telah maju untuk menggapai cita-cita negara merdeka. Negara yang merdeka dapat lepas dari intervensi negara lain dalam mengurusi kedaulatan pangan.               Kedaulatan pangan akan mudah tercapai, apabila petani yang mengurusi ketersediaan pangan disejahterakan. Kesejahteraan para petani, tentunya akan mendorong minat warga usia produktif mengambil peran sebagai petani d

Meningkatkan pengetahuan petani melalui penyuluhan pertanian

              Pertanian modern yang berkelanjutan selalu dihubungkan dengan perubahan yang dilakukan para petani pada metode bercocok tanam. Perubahan ini lebih dicondongkan mengenai kesesuaian penggunaan lahan dan intensitas produksi selama musim tanam. Pengolahan lahan di luar batas kemampuan lahan budidaya lama-kelamaan akan berdampak buruk pada kondisi kesuburan tanah pertanian.                              Pemerintah telah banyak melakukan usaha peningkatan pengetahuan para petani tentang tata cara bertani yang sesuai dengan perkembangan zaman modern dan pengendalian lahan pertanian secara bertahap. Media edukasi bagi petani ini, diantaranya dengan berbagai pertemuan-pertemuan penyuluhan pertanian yang telah diadakan baik secara formal maupun swadaya masyarakat. Tentunya, hal ini tak lepas dari peran para ahli pertanian untuk meningkatkan daya saing para petani dengan produksi industri secara global.               Wacana pada penyuluhan pertanian dikaitkan dengan kegiatan seh

Memperbanyak tanaman dari satu indukan

Sistem perkembangbiakan tanaman memiliki perbedaan yang unik dibandingkan dengan makhluk hidup lainnya. Tanaman dapat dilipatgandakan jumlahnya hanya dengan satu indukan saja. Teknik perbanyakan tanaman beraneka ragam dengan tingkat kesulitan yang berbeda pula.                 Terdapat beberapa tanaman yang memiliki tunas vegetasi secara alami. Tunas biasanya tumbuh disekeliling indukan dan terhubung pada akarnya. Indukan yang telah dewasa menumbuhkan tunas untuk perkembangbiakannya. Tunas yang tumbuh membesar akan menggantikan posisi indukan apabila tidak dipindahkan. Contoh yang sering ditemui pada perbanyakan seperti ini adalah pada kebun budidaya tanaman pisang.                 Pada tingkat sederhana, tanaman indukan diambil biji dari buah maupun bunga yang telah matang sempurna. Biji kemudian disemai hingga berkecambah dan selanjutnya tinggal dirawat hingga tumbuh besar. Bibit yang telah tumbuh dewasa dapat pula dijadikan indukan baru. Perputaran biji-bibit-indukan ini adalah

Menentukan ukuran media tanam yang tepat pada budidaya tanaman produksi

                  Kegagalan proses produksi pertanian pada berbagai media tanam dapat diantisipasi sejak dini. Hal ini dapat diketahui dari berbagai pengetahuan dasar tentang proses perkembangan tanaman produksi. Petani yang telah mencermati seluk-beluk perkembangan tanaman mampu melakukan produksi tanpa terjadi hambatan. Di antara hal yang dapat diantisipasi sejak dini yaitu penggunaan media tanam dan jarak media tanam yang optimal untuk pertumbuhan tanaman.                  Persiapan pada pengolahan media tanam dan penentuan jarak tanam dapat dilakukan dengan mengetahui pertumbuhan akar secara optimal hingga tanaman tumbuh dewasa dan dapat mulai berproduksi. Pertumbuhan akar dijadikan patokan karena mayoritas hara dan mineral yang dikonsumsi tanaman didapat dari penyerapan hara tanah oleh akar itu sendiri. Pertumbuhan akar akan optimal pada media yang memiliki ruang yang lebih besar dari kapasitas akar saat tanaman telah tumbuh dewasa. Terganggunya pertumbuhan akar dikarenakan rua

Sinergi antar petani, peternak dan petambak modern

                   Sebagai sesama produsen komoditi segar, sudah seharusnya ada usaha saling bahu-membahu untuk memenuhi kuota produk sehingga terjadi kondisi ketahanan pangan. Kepuasan konsumen saat terpenuhinya segala kebutuhan produk segar diharapkan mampu menunjang segala proses produksi skala global. Kerja sama antar pelaku usaha ditujukan untuk mengurangi intrik sosial yang bersifat negatif. Kejadian 'saling salah-menyalahkan' dapat dihindari apabila terjadi masalah di kemudian hari.                   Kerja sama selalu dapat direalisasikan pada berbagai lini produksi. Fakta di lapangan, menunjukkan para petani/peternak/petambak sama-sama antusias untuk terus melakukan peningkatan pada sistem produksi. Saling sharing pengalaman di antara para produsen, mampu menghasilkan 'kiat-kiat sukses usaha produksi'. Selanjutnya, metode yang didapat diterapkan pada proses produksi. Penelitian seperti di atas sering kali memberikan nilai positif yang mendorong pada penyempu

Green house perkotaan dalam jangka panjang

               Produksi pertanian secara sistematis mempengaruhi skema perdagangan di Indonesia. Umumnya, barang kebutuhan produksi lokal mempunyai daya saing yang tinggi dalam menekan harga di pasaran. Kebutuhan sembako misalnya, produk lokal yang digunakan memiliki harga yang standar menengah ke bawah dibanding produk impor tanpa subsidi. Pasokan produk pertanian biasanya didatangkan dari daerah pedesaan. Produk didistribusikan oleh agen distributor hingga akhirnya sampai ke tangan konsumen.               Dewasa ini, kenaikan harga kebutuhan pokok menjadi kendala yang sering dihadapi oleh masyarakat. Penyebab tingginya kenaikan harga produk antara lain, dikarenakan minimnya pasokan produk dari daerah, distribusi yang tidak merata, gagal panen, penyusutan produk saat pengiriman, hingga beralihnya produsen kepada pekerjaan lain. Kesinambungan antara lahan produksi-produsen-produk-dan distributor memiliki peran terhadap stabilnya harga produk di pasaran. Terganggunya salah satu bagia

Urban farming dengan lahan minimalis dan sistematis

            Kebutuhan pasokan produk pertanian semakin hari kian meningkat. Permintaan berasal dari berbagai wilayah, terutama daerah perkotaan yang notabene dipenuhi dengan permukiman padat penduduk. Proses pertumbuhan produk yang lama dan sistem distribusi yang belum sempurna menarik minat penduduk perkotaan untuk melakukan budidaya sendiri. Tujuannya agar produk yang didapat masih dalam keadaan segar dan harganya tidak mahal.             Berkurangnya lahan pertanian di pedesaan juga ikut andil dengan tingginya harga. Berkurangnya lahan yang dapat diolah, sedangkan permintaan produk semakin bertambah dapat mengakibatkan terjadinya kelangkaan produk. Kesetimbangan permintaan dengan pemenuhan produk harus tetap dijaga. Alternatifnya adalah dengan mengoptimalisasi penggunaan lahan berukuran kecil sedangkan memiliki tingkat produktifitas tinggi.             Urban farming diartikan dengan bertani di daerah perkotaan. Untuk dapat melakukan kegiatan tani para farmer memerlukan beberapa