Skip to main content

Posts

Showing posts from January, 2017

Hubungan umur produksi tanaman dengan lamanya penggunaan lahan

              Perputaran masa produksi berkaitan erat dengan lamanya pemakaian lahan. Panjang masa tanam merupakan ukuran yang digunakan para petani untuk memulai proses penanaman. Iklim dan cuaca di sekitar area pertanian juga menjadi penentu jenis dan varietas tanaman yang digunakan. Di Indonesia sendiri, petani tradisional masih sering menggunakan perubahan musim sebagai penentu awal musim tanam.               Iklim tropis yang dimiliki oleh negara di bagian ekuator bumi menghasilkan 2 (dua) musim. Musim penghujan dan kemarau. Kedua musim ini digunakan sebagai acuan petani untuk mulai menanam. Pergantian musim juga diakhiri dengan pemanenan tanaman yang tersisa agar dapat diganti dengan bibit tanaman yang cocok dengan musim berikutnya. Pergiliran tanaman di Indonesia hanya dilakukan sebanyak dua kali dengan masa tanam 3-4 kali dalam setahun.             Iklim subtropis di beberapa negara membagi musim menjadi 4 bagian. Musim semi, panas, gugur, dan dingin. Pada musim-musim ters

Penyemaian di luar lahan dan efektifitas kinerja pertanian

                 Sistem penyemaian di luar lahan pertanian sudah biasa dipraktekkan oleh petani masa kini karena prosesnya terbilang simpel dan tidak membutuhkan waktu yang lama. Penggiliran tanaman juga menjadi lebih mudah. Penyiapan bibit tanaman baru tidak perlu menunggu lahan selesai dipanen, sehingga masa produksi lebih dapat disingkat.                  Perlu diingat, penggunaan lahan dengan intensitas tinggi akan diikuti dengan minimnya hara yang tersedia. Pemberian pupuk kandang sangat dianjurkan, karena daya dukung pupuk kandang pada tanah sangat tinggi. Ketersediaan pupuk kandang yang berlimpah juga menjadi profit bagi para peternak sapi.                  Perbedaan penyemaian pada lahan dengan di luar lahan adalah pada efektifitas tanah dan perputaran masa tanam pertanian. Dengan penyemaian di luar lahan, maka tanah pertanian digunakan untuk menanam tanaman yang telah besar saja dan hanya perlu menunggu pembungaan dan pemunculan buah. Pemanenan dapat segera dilakukan sete

Kemiripan karakteristik lumpur sungai murni dengan lumpur industri perikanan

             Sumber bahan organik dan mineral tanah jumlahnya sangat berlimpah, tetapi sering kali tidak terjangkau fisik karena medan yang sulit atau butuh peralatan yang memadai untuk dapat mengambilnya. Sebagai sampel adalah pupuk kimia, untuk mendapatkannya membutuhkan pabrik pengeboran hingga menjangkau deposit minyak bumi yang kaya akan mineral tanah. Begitu pula bahan organik atau zat hara tanah, cukup sulit untuk menjaganya dalam keadaan konstan. Penggunaan konsumsi akar tanaman dan abrasi mudah sekali menghilangkan bahan organik dan mineral tanah sehingga menyebabkan kekahatan pada tanaman. Ketergantungan petani untuk mendatangkan sumber bahan organik dan mineral tanah yang murah merespon penyedia pupuk murah untuk terus mengembangkan inovasi dan produk-produk pupuk baru.             Di sisi lain, pengembang perikanan sering kali kesulitan untuk membuang residu lumpur perikanannya. Lumpur yang dibuang ke saluran air menyebabkan ekosistem perairan terbuka menjadi terganggu,

Deforestasi part.02

                Penggundulan hutan yang digunakan sebagai area pemukiman bersifat permanen alias tidak dapat diperbaharui. Hutan yang sudah beralih fungsi sebagai pemukiman kehilangan kegunaannya sebagai paru-paru dunia. Terdapat beberapa suku asli Indonesia yang tinggal di sekitar hutan alam masih mampu menjaga kemurnian / keaslian hutan dengan tidak mengeksplornya secara berlebihan. Mereka berpedoman sopan-santun terhadap alam dengan tetap menjaga keasrian dari hutan itu sendiri. Hal tersebut merupakan contoh kerja nyata para leluhur bangsa yang kian terkikis oleh roda perubahan zaman.                 Perburuan kayu hutan alam secara ilegal begitu berdampak pada kerusakan hutan. Pepohonan berdiameter besar dipotong, hanya disisakan bagian pangkal batang yang terhubung langsung ke akar. Kegiatan seperti ini, telah dilarang secara langsung oleh pemerintah. Untuk menjaga kelestarian hutan, penebangan pohon dilakukan dengan sistem penghitungan umur dan tebang-pilih. Selanjutnya, area

Deforestasi part.01

            Penggundulan Hutan atau Deforestasi merupakan fenomena hilangnya sebagian atau seluruh bagian hutan berupa pepohonan, tumbuhan, dan satwa liar yang terdapat di dalam kawasan tersebut. Deforestasi terjadi secara alami atau karena intervensi dari manusia. Kerusakan hutan yang dialami bertingkat-tingkat, seringkali pada eksploitasi yang berlebih mengakibatkan lahan menjadi kritis.             Terjadinya deforestasi secara alami berasal dari keadaan alam di sekitar hutan sendiri. Kebakaran hutan, erupsi gunung berapi, banjir bandang, angin puting beliung, dan tebing yang longsor dapat menyebabkan deforestasi secara alami. Iklim dan bencana alam merupakan alasan banyaknya area hutan yang berkurang bahkan sebelum adanya intervensi yang dilakukan oleh manusia.              Sedangkan deforestasi atas intervensi manusia sering kali memiliki beberapa alasan. Antara lain; pelebaran area pemukiman, perburuan kayu hutan alam sebagai bahan baku furniture, pembebasan untuk lahan pert

Polikultur, Kombinasi, dan Integrasi Pertanian

              Kesuburan tanah secara biologis ditentukan dengan keberadaan keragaman organisme dalam suatu cakupan lahan. Penerapan biodiversity (penganekaragaman hayati) pada lahan pertanian merupakan bagian penting dalam usaha pengembangan sektor pertanian. Penganekaragaman elemen hayati dalam lahan memiliki cara dan jalur yang bermacam-macam. Penggunaan crop / tanaman budidaya, fishery / perikanan, dan ranch / peternakan-nya pun dapat beranekaragam. Manajemen lahan produksi berkaitan erat dengan tingkat keahlian SDM yang ada.               Transisi sistem pertanian tradisional yang berorientasi pada jumlah tenaga kerja / kinerja buruh tani dan sistem pertanian konvensional berbasis mesin tani menuju sistem pertanian berkelanjutan (sustainable) dengan memperhatikan kondisi tanah dan lingkungan sekitarnya merupakan bentuk kepedulian produsen pertanian dalam mewujudkan keberlangsungan produksi hasil pertanian sehingga mengarah pada kondisi ketahanan pangan. Suasana yang diharapkan

Penanganan pasca panen produk pertanian

                 Berbagai teknik pengolahan dapat dilakukan pada penanganan pasca panen produk pertanian. Tujuan utama dari penanganan pasca panen adalah agar konsumen 'more comfortable' atau 'lebih nyaman' dalam menggunakan produk, baik dalam bentuk bahan segar maupun bentuk olahan produk. Sedangkan tujuan sampingannya, antara lain menaikkan daya simpan produk, menjaga kesegaran produk, menaikkan daya guna produk, memvariasikan jenis olahan produk, menekan tingkat kerusakan produk, menaikkan nilai ekonomis produk, serta menstabilkan harga produk olahan. Tujuan penanganan dapat berkembang karena sifatnya yang fleksibel, akan tetapi akan selalu kembali kepada 'more comfortable' bagi konsumen. Karena kemudahan konsumen menggunakan produk-produk pertanian merupakan faktor utama diadakannya penanganan pasca panen.                  Tingkat kepuasan konsumen selalu menjadi patokan, dimana pada tingkat kepuasan yang tinggi merupakan suatu keberhasilan penanganan pro

Greenhouse sebagai antisipasi lahan pertanian di kala cuaca buruk

              Persediaan produk pertanian menjadi salah satu acuan harga produk yang dikonsumsi masyarakat. Harga pasar produk pertanian seringkali beriringan dengan harga bahan bakar minyak (BBM) dimana saat terjadi kelangkaan salah satunya, maka akan memicu kenaikan harga baik produk pertanian maupun kenaikan harga BBM.               Pada perayaan Hari Idhul Adha dimana kebutuhan hewan qurban seperti domba, kambing, dan sapi meningkat. Kenaikan harga akan terjadi pada daging yang ada di peredaran. Pemenuhan kuota kebutuhan hewan qurban hidup dan daging segar seharusnya dapat menjadi solusi dari tingginya harga produk peternakan tersebut.                Bahan pemenuhan kebutuhan pokok manusia didominasi oleh produk pertanian. Mulai dari bahan baku makanan, pakaian non-sintetis, bahkan hingga bahan bakar bio-fuel yang diharapkan mampu menjadi substitusi pada penggunaan bahan bakar fosil.              Berbagai fakta di atas menunjukkan pentingnya pemenuhan produk sektor pertanian

Breeding dan inseminasi buatan pada hewan ternak

                 Proses perkawinan dan inseminasi buatan (IB) dilakukan pada ternak yang telah dewasa. Perkawinan ditujukan untuk menambah jumlah populasi ternak dimana potensi profit yang dihasilkan akan lebih tinggi pada populasi ternak yang lebih padat.                 Breeding adalah perkawinan secara langsung, dimana pejantan dan betina berada pada lokasi yang sama. Selanjutnya, pejantan melakukan inseminasi alami pada betina hingga si betina mengalami kebuntingan. Inseminasi buatan adalah kegiatan inseminasi (pemberian sperma) pada ternak betina yang telah dewasa dan memasuki masa birahi hingga mengalami kebuntingan tanpa mendatangkan pejantan. Inseminasi buatan hanya membutuhkan sperma pejantan yang telah dibekukan saja, tanpa perlu mempertemukan ternak pejantan dewasa dengan betina dewasa.                Melakukan proses breeding maupun inseminasi buatan tidaklah sulit. Terkadang breeding tidak perlu campur tangan manusia, karena pada hakekatnya hewan-hewan di alam melakuk

Peralatan pertanian manual dan berbasis mesin

             Pengadaan peralatan pertanian menjadi alat pendongkrak produktivitas pertanian. Petani dimudahkan dalam menangani lahan baik saat masa produktif tanaman maupun saat penanganan pasca-panen. Kunci penanganan produk yang baik adalah meminimalkan kontak produk terhadap carrier of disease / hal apapun yang berdampak pada timbulnya penyakit. Penggunaan peralatan yang steril, media pencuci yang food-grade atau bisa dari bahan organik saja, penyimpanan kedap udara dan banyak contoh lainnya merupakan beberapa hal yang dilakukan pada produk pasca-panen.              Peralatan yang digunakan pada penanganan lahan meningkatkan efektifitas tenaga kerja produktif dan masa produktif tanaman. Cangkul merupakan contoh peralatan pertanian manual yang telah digunakan sejak lama untuk mengolah tanah. Hingga kini banyak peralatan manual masa lampau yang digunakan manusia untuk mendorong produktifitas di bidang pertanian. Luku, ani-ani, sabit, linggis, alu, lesung merupakan beberapa alat man

Penggunaan peralatan pada sektor pertanian

                Pertanian merupakan salah satu jenis lapangan kerja (employment) yang membutuhkan tingkat pekerja (buruh / labour) dan peralatan (tools) dengan kapasitas yang besar. Perlu adanya upaya dalam meningkatkan pendidikan buruh dan enhancement / meningkatkan kapasitas kerja peralatan sehingga pemenuhan produksi pada sektor pertanian mampu dimaksimalkan. Konteksnya adalah optimalisasi tenaga buruh tani dan kapasitas peralatan pertanian. Dengan tingginya tingkat pendidikan buruh tani dan kapasitas kerja peralatan pertanian, hasil produksi pertanian akan meningkat.                Pendidikan petani bertingkat-tingkat seiring dengan pendapatan / income di dalam keluarga mereka. Tingkatan pendidikan petani antara lain, a. Primary school (SD / Sekolah Dasar), mendominasi setidaknya 30-90% pendidikan petani di Indonesia. Pemerintah RI masih terus berusaha meningkatkan kualitas pendidikan petani sehingga dominasi pendidikan yang tergolong rendah ini dapat ditekan. b. High school (

Produsen dan Retail produk pertanian organik

              Penyedia berbagai produk pertanian organik berasal dari kalangan produsen (petani) dan peritel (pedagang) di lingkup produksi pertanian. Produk pertanian organik yang beraneka ragam mulai dari bahan baku seperti buah-buahan, sayur-mayur, telur, ikan, daging, biji-bijian, beras, tepung, jagung, umbi-umbian; bahan setengah jadi seperti keju, mentega, daging asap, ikan asin; produk jadi seperti roti manis, jagung bakar, telur asin, masakan katering, bakso, tahu bulat dan berbagai produk organik lainnya merupakan lingkup kerja yang luas bagi produsen dan peritel produk pertanian di Indonesia.               Ruang lingkup kerja yang luas menuntut peningkatan pada sistem kerja produsen dan peritel produk pertanian organik dimana persaingan mutu kesehatan makanan menjadi daya tarik bagi konsumen yang peduli akan kesehatan. Produk dengan tingkat nutrisi tinggi diharapkan mampu memenuhi kebutuhan dan nilai kesehatan konsumen. Konsumsi makanan sehat mampu menekan dampak buruk yan

Filtrasi air laut dan distribusi air di wilayah ekstrim

           Penyediaan air di wilayah-wilayah ekstrim membutuhkan adanya campur tangan dari manusia. Daerah ekstrim dipengaruhi oleh intensitas air hujan dan debit air sungai yang rendah. Kegiatan yang dilakukan pun berbeda-beda terkait intensitas hujan dan tinggi-rendahnya debit air sungai yang melewati daerah tersebut.            Daerah dengan intensitas air hujan tinggi tetapi debit air sungai rendah membutuhkan pembangunan dam / waduk penyanggah dilingkup area daerah tadah hujan. Diharapkan pembangunan dam mampu menjaga kontinuitas debit air sungai dan memperbaiki kandungan air tanah sehingga cadangan air dangkal  dan air dalamnya meningkat. Perbaikan ini setidaknya membutuhkan beberapa tahun hingga dasawarsa setelah dibangunnya dam. Daya dukung tanah terhadap penyimpanan air mempengaruhi panjang-pendeknya periode perbaikan lahan.             Daerah dengan intensitas hujan rendah tetapi debit air sungainya tinggi penanganannya lebih mudah. Yaitu dengan pembangunan saluran irigasi ya

Tingkat ketersediaan air tanah dalam

           Air tanah dalam merupakan cadangan air yang dapat ditemukan pada lapisan tanah dengan kedalaman 200 meter atau lebih dari muka tanah. Persediaan airnya berlimpah karena sejak dahulu cadangan airnya jarang digunakan. Sisi negatif pada penggunaannya adalah penurunan debit pada air tanah dangkal, penurunan muka tanah, hingga terjadi kelangkaan air dan degradasi tanah di area tersebut. Berbagai bukti menunjukkan terjadinya permasalahan lingkungan terkait dengan produktivitas tanah dipengaruhi oleh konsumsi air tanah dalam yang berlebihan dan pembuangan limbah di arteri-arteri sungai. Turunnya tingkat kesuburan tanah, penyebaran bakteri dan virus pembawa penyakit, tingginya kandungan logam di dalam air maupun tanah, turunnya nilai biodiversitas pada anak sungai, naiknya populasi serangga inang, dan turunnya kualitas kesehatan masyarakat menjadi beberapa contoh terkait eksploitasi kandungan air dalam tanah. Eksploitasi air tanah memiliki hubungan erat dengan adanya limbah (organi

Batas aman penggunaan air pada lahan pertanian

            Eksistensi air pada kegiatan di sektor pertanian sangat berpengaruh pada daya produktivitas lahan. Dimana air tanah merupakan satu dari empat bagian penyusun hakekat tanah. Empat bagian tersebut, antara lain: lithosfer (mineral tanah), biosfer (bahan organik dan organismenya), atmosfer (udara tanah), dan hidrosfer (air tanah). Kehilangan salah satu bagian penyusun tanah mampu berakibat pada turunnya kesuburan tanah tersebut.             Siklus hidrologi merupakan kondisi dimana perputaran air mempengaruhi persediaan air dalam tanah. Kesetimbangan air yang tersimpan dalam tanah berada pada kondisi aman apabila output / penggunaan air tanah di bawah jumlah input / persediaannya. Eksploitasi (penggunaan di atas batas kewajaran) air tanah pada penggunaan apapun, termasuk juga berbagai kegiatan di sektor pertanian mampu menekan batas aman kesetimbangan air tanah. Kekeringan yang terjadi pada lahan subur merupakan salah satu contoh condongnya kesetimbangan air tanah dari batas

Penyimpanan biji pada gabah (padi) dan jagung lokal

            Ketersediaan biji sebagai media pembibitan merupakan kebutuhan sektor pertanian yang harus selalu dipenuhi. Dalam menyediakan biji dapat ditempuh dengan beberapa cara, antara lain: a. Membeli di toko pertanian, sangat dianjurkan karena mutu biji terjamin. b. Membeli dari Dinas Pertanian setempat, kualitas unggul telah disertifikasi dan biasanya tersedia      sudah berbentuk semaian bibit. c. Membeli dari petani lain / menyediakan sendiri.             Tanaman lokal memiliki kelebihan mudah dalam proses penanganan. Termasuk juga, pada saat proses penyimpanan biji. Penyimpanan biji ditujukan pada 2 keadaan, yaitu: a. persediaan untuk konsumsi. b. persediaan untuk pembibitan.             Tingkat akurasi / ketepatan dalam proses penyimpanan biji sebagai persediaan untuk "pembibitan" dipengaruhi oleh beberapa hal, antara lain: a. Kadar air dalam biji. b. Tingkat kekedapan media penyimpanan. c. Ketahanan media penyimpanan. Penyimpanan biji untuk persediaan

Penyediaan lahan produksi dan tempat penyimpanan buah cabai segar

          Naik-turunnya harga cabai sering kali diakibatkan oleh ketersediaan buah segar yang tidak menentu. Pada saat panen raya, harga cabai cenderung turun dikarenakan produksinya melebihi permintaan konsumen. Selesainya event panen raya ditandai dengan berkurangnya persediaan cabai segar hingga terjadinya kenaikan harga. Kenaikan harga tidak berhenti, hingga di daerah terjadi kelangkaan produk cabai segar.                Solusi terdahulu, biasanya dengan mendistribusikan cabai segar dari luar daerah. Produk cabai segar kiriman diambil dari daerah lain yang sedang panen raya. Harga produk tidak serta-merta turun drastis setelah adanya persediaan cabai segar kiriman. Setidaknya persediaan tersebut dapat menutupi terjadinya kelangkaan produk cabai segar.           Di sisi lain, produktivitas tanaman cabai juga tidak menentu. Di musim kemarau, lahan yang tidak teririgasi maksimal dapat mengganggu proses pembuahan tanaman. Sebaliknya, pada musim penghujan akan muncul hama pengganggu ta

Mengurangi populasi serangga hama dengan budidaya serangga produktif

            Pertumbuhan populasi serangga hama cenderung tak terbendung pada penanganan yang tidak tepat sasaran. Perlu diketahui, bahwa pada lahan yang terbatas, pertumbuhan populasi makhluk hidup akan stagnant saat mencapai jumlah tertentu. Artinya, pertumbuhan makhluk hidup akan berhenti pada lahan dengan tingkat kepadatan yang mencapai maksimal.             Sebagai contoh pemeliharaan angsa untuk menanggulangi kambing liar pada penggunaan lahan 1 ha / 10.000 m2. "Kambing liar sebagai serangga hama, angsa sebagai serangga produktif, dan rumput sebagai tanaman produksi."                     Seekor kambing liar mampu menghabiskan produksi rumput 10 m2 dari lahan produksi. Sehingga, pada lahan 10.000 m2 dapat dipenuhi 1.000 ekor kambing liar. Seekor angsa yang diternak-bebaskan menggunakan 2 m2 dari lahan produksi tanpa merusak rumput. Jika terdapat 50 ekor angsa, maka terjadi persaingan pada 100 m2 dari lahan. Fokusnya adalah mengurangi keberadaan kambing liar dengan persai

Budidaya "daun" tanaman pisang

                    Minat healthy-consumption (konsumsi-sehat) pada makanan semakin berkembang. Kebersihan makanan mulai dari penyediaan bahan baku hingga proses pembuatan harus memenuhi standar kesehatan.                 Salah satunya adalah dengan menggunakan bungkus makanan yang bebas dari bahan kimia berbahaya. Masih ada saja pedagang makanan yang belum mengetahui bahaya penggunaan bungkus makanan berbahan plastik daur ulang. Terlebih penjual aneka jajanan yang bermodal pas-pasan, karena harga plastik organik tentunya lebih tinggi dari plastik yang telah didaur ulang.                 Daun pisang sebagai bungkus makanan yang seluruhnya berbahan organik "kembali" dilirik. Masyarakat semakin peduli dengan produk pembungkus makanan berbahan organik. Ketertarikan khalayak menjadi pendorong dalam menyediakan produk ramah lingkungan.                 Penyediaan daun pisang memang membutuhkan waktu hingga daun berukuran cukup besar dan tebal. Perlu diingat, saat ditanam bagian da

Perubahan gaya distribusi produk pertanian

                     Distribusi / penyampaian produk pertanian dari produsen (petani) hingga konsumen (umumnya masyarakat perkotaan) mengalami perubahan dari waktu ke waktu. Perkembangan tingkat pendidikan petani menyumbangkan peranan positif pada tingkat distribusi produk pertanian.            Sistem pada pendistribusian produk pertanian dapat dibedakan menurut jalur dan pelaku distribusi; a. Distribusi konvensional, dimana jalur dan jumlah pelaku distribusi sangat padat.            Secara garis besar terdiri dari: Petani pedesaan, petani pengepul, pedagang besar, pedagang    pengecer, dan konsumen. Produk pertanian memerlukan 3-4 rotasi hingga sampai kepada konsumen. Distribusi semacam ini tidak efektif dan semakin ditinggalkan. b. Distribusi setingkat, dimana pedagang menjadi satu-satunya pelaku distribusi.            Sistem ini direalisasikan dengan berkurangnya rotasi produk pertanian. Perubahan  ini mulai muncul seiring dengan kesadaran petani dan pedagang pasar terhadap

Proses menghilangkan lemak pada berbagai produk

          Degreasing / pembersihan lemak berkaitan erat dengan pekerjaan dan kehidupan kehidupan sehari-hari. Lemak banyak ditemukan di bagian barang yang bersentuhan dengan produk minyak, oli, dan juga pada penyamakan kulit.           Penyajian makanan berbahan daging dan gorengan meninggalkan lemak yang menempel pada peralatan yang digunakan. Penyamakan mengharuskan penghilangan kandungan lemak dalam kulit agar bahan baku lebih tahan lama. Pada bidang otomotif, banyak onderdil yang bersinggungan dengan oli juga. Ketiganya selalu berkaitan dengan bahan pembersih lemak.           Degreaser / pembersih lemak, memiliki kriteria yang berbeda-beda. Pada peralatan makan degreaser haruslah food-grade yang bebas dari zat kimia berbahaya. Degreaser pomade / minyak rambut sebaiknya bersifat anti-iritasi karena bersinggungan dengan kulit. Degreaser penyamakan dan onderdil otomotif berbahan keras dan mudah terbakar.

Perbedaan tanaman kerdil disengaja dan akibat virus

           Tanaman kerdil disengaja atau yang dikenal dengan sebutan bonsai merupakan usaha yang diarahkan pada seni menanam melalui perawatan intensif dengan memperhatikan unsur kerapatan media tanam, nutrisi, penyiraman, pemangkasan, arah tumbuh, dsb. Pengkondisian tanaman diharapkan mampu membentuk tanaman menjadi lebih kecil / miniatur tanpa adanya cacat yang berarti pada pertumbuhan tanaman.            Bonsai memiliki keunikan tersendiri dimana nilai artistik menjadi subjek utamanya. Pada tanaman buah, Anda bisa mendapati tanaman dengan ukuran kecil tetapi memiliki buah yang lebat. Hal yang mendasar pada penanaman di atas adalah umur tumbuh tanaman. Tanaman yang memiliki buah, jika dibonsai juga akan tumbuh buah pada umur yang sama. Pada tanaman besar berbunga indah, pembuatan bonsai akan memberikan miniatur tanaman dan berbunga seperti tanaman aslinya pada umur tanaman yang relatif sama. Keunggulan bonsai yang tidak dimiliki pada teknik penanaman lain adalah pada pembentukan u

Mengolah sampah Pasar Hasil Bumi

                Pasar hasil bumi yang digunakan sebagai sentra pemasaran produk pertanian berkaitan erat dengan permasalahan sampah. Hampir di setiap daerah di dekat pasar ini terganggu dengan adanya bau yang menyengat dan lalat.          Sampah organik memiliki kriteria mudah melebur sehingga pengolahannya sangat mudah. Sampah dari pasar hasil bumi biasanya beragam dari ukuran, kadar air, dan tingkat pembusukan. Sampah buah dan sayuran  memiliki kadar air yang tinggi. Sampah tulang, ikan dan jeroan (plus-darah) memiliki tingkat pembusukan yang sangat cepat. Selain itu, masih ada sampah dedaunan kering pada pembersihan komoditi cabai, bawang merah-putih, dan bawang bombai.          Sampah daun kering akan mudah terurai bila dipendam dalam tanah. Sampah buah dan sayur memiliki kandungan nitrogen, kalium, dan fosfor sehingga baik diolah menjadi pupuk cair. Sampah tulang, ikan dan jeroan (plus-darah) cocok sebagai media tumbuh bakteri. Penanganan sampah yang tepat akan memberikan has

Pengaruh umur rumput potong terhadap kandungan protein dan serat kasar

           Rumput potong bagi hewan ternak memiliki kandungan nutrisi yang dibutuhkan untuk pertambahan berat hidup. Bobot pakan yang tinggi tidak secara langsung menentukan jumlah serapan nutrisi pada ternak. Jumlah kandungan protein dan serat kasar pada rumput pakan memberikan hasil yang berbeda-beda. Fodder rumput memiliki kandungan protein tertinggi pada jenis pakan rerumputan, sehingga daya serap nutrisinya terhadap ternak sangat baik.           Metode penggembalaan dikombinasikan dengan penanganan lahan dan pemupukan yang baik akan memperbaiki penyusutan yang terjadi pada rumput gembala. Proses penggembalaan pada saat-saat permulaan seringkali dilakukan secara rotasi/berputar agar rumput tidak sekaligus habis pada suatu ladang gembala. Sebaliknya, pada saat rumput telah tinggi dan sebelum menua lebih baik segera digunakan sebagai pakan (baik sebagai gembala atau rumput potong) agar tidak terjadi penyusutan materi rumput pada lahan. Ada 3 (tiga) kondisi yang mengakibatkan pert

Pengasaman tanah pada lahan pertanian

       Peningkatan kadar keasaman tanah terjadi baik secara alami maupun pada saat olah tanah oleh manusia. Kadar peningkatannya pun berbeda-beda menurut tingkat eksploitasi tanah pada lahan yang digunakan. Kenaikan secara alami sering kali dapat dinetralisir oleh tanah dikarenakan tanah memiliki daya stabilitas yang tinggi, terkecuali pada cuaca / kejadian-kejadian ekstrim. Kejadian ekstrim seperti bencana banjir, gunung meletus, tanah longsor dan lainnya mampu memicu terjadinya pengasaman tanah. Eksploitasi besar-besaran oleh manusia juga menjadi salah satu penyebab terjadinya kenaikan tingkat keasaman tanah.        Beberapa kejadian yang normal terjadi sebagai pemicu terjadinya kenaikan kadar keasaman dalam tanah berikut antisipasinya:         Penyebab naiknya kadar keasaman tanah; a. Hujan asam.       b. Penyerapan hara oleh akar tanaman. c. Penggunaan pupuk amonium sulfat dan monokalsium fosfat. d. Oksidasi sulfur.         Antisipasi zat asam tanah; a. Pengapuran. b. P

Kesuburan Tanah, Solum dan Degradasi

        Kesuburan tanah memiliki peran penting dalam menunjang produksi usaha pertanian. Tanah yang subur ditandai dengan ketersediaan bahan organik dalam tanah yang melimpah. Kandungan bahan organik dalam tanah berkurang seiring dengan penggunaannya pada usaha pertanian. Penambahan bahan organik pada lahan dilakukan dengan pemupukan (fertilizing).                   Solum merupakan lapisan tanah yang paling atas, berwarna gelap dan kaya akan bahan organik. Pada proses pertumbuhan, akar tanaman mengambil zat hara dan mineral dari solum. Tinggi rendahnya solum tanah akan berpengaruh pada produktifitas tanaman. Kehilangan lapisan solum mengakibatkan tanah tidak subur sehingga tidak produktif.                    Degradasi merupakan proses pengikisan lapisan tanah. Humus pada lapisan solum mudah berpindah akibat adanya kontak dengan air, angin, dan tangan manusia. Dalam mengatasi terjadinya degradasi pada lahan pertanian membutuhkan penanganan yang khusus. Pemberian pupuk kandang dalam

Padi berumur pendek vs Padi berumur panjang

    Umur produksi tanaman padi merupakan waktu yang dibutuhkan usaha pertanian padi sekali masa tanam. Lamanya masa tanam padi berbeda-beda tergantung dengan beberapa variabel. Produktifitas dan profit yang didapat juga dapat ditentukan dengan penggunaan bibit, perangkat, peralatan, sistem kerja, dan tata kelola lahan yang tepat.     Penanganan lahan pra-masa tanam dilakukan untuk persiapan lahan budidaya. Persiapan varietas bibit padi dipadukan dengan kemampuan produktifitas lahan. Semaian bibit padi, kemudian dipindahkan pada lahan budidaya. Pada tahap ini, padi mengalami fase vegetatif, generatif, dan pematangan. Padi yang telah matang ditandai dengan warna tangkai kuning, merunduk, dan buah telah kering.     Variabel yang dapat menentukan lamanya masa tanam padi antara lain; a. varietas tanaman padi b. ketinggian lahan budidaya c. iklim d. kandungan zat hara e. struktur tanah f. penanganan / sistem yang digunakan dalam bertani

Dekomposisi, Kontaminasi, Fermentasi dan Preservasi pada makanan

    Pembusukan / kerusakan produk makanan adakalanya berasal dari dekomposisi dan terkadang melalui kontaminasi zat tertentu. Keduanya mengalami perubahan kandungan nutrisi, tetapi dibedakan dengan adanya dekomposer dan zat kontaminan.     Dekomposer mengacu pada organisme yang dapat mempercepat terjadinya dekomposisi. Sedangkan, Zat kontaminan merupakan suatu zat yang tertambahkan dalam objek sehingga terjadi kontaminasi.     Organisme pendekomposisi diantaranya semut, belatung, jamur, dan bakteri. Perubahan nutrisi ditandai dengan berkurangnya protein terkandung akibat dekomposer dan muncul bau tidak sedap.     Kontaminasi bisa berasal dari organisme, zat kimia, maupun benda fisik yang jika termakan / dikonsumsi dapat mengakibatkan gangguan kesehatan bagi manusia. Gejala dan akibat yang ditimbulkan berbeda-beda, mulai dari mual hingga beresiko kanker.     Fermentasi pada umumnya, merupakan proses pengawetan dengan bantuan ragi. Glukosa dalam bahan baku makanan dirombak menghasil

Pengelolaan tanah (Soil Management) v.s Konservasi tanah (Soil Conservation)

     Pengelolaan tanah dilakukan dengan menciptakan kondisi tempat tumbuh tanaman budidaya. Tanah digunakan oleh tanaman mulai dari proses perkecambahan bibit hingga proses penuaian .Pengelolaan tanah menjaga kesuburan tanah agar tetap konstan.     Konservasi tanah merupakan usaha perlindungan / pengawetan tanah dari degradasi. Degradasi / lahan kritis ditandai dengan tanah gundul / gersang, dan berbatu-batu. Pada kondisi lahan kritis, degradasi dapat berasal dari 3 kategori. Secara fisik, pergerakan tanah, erosi dan pemadatan mempercepat terjadinya degradasi. Secara kimia, tanah telah mengalami perubahan jumlah zat hara tersimpan sehingga berujung pada kondisi kehilangan unsur hara. Degradasi biologi berkaitan dengan keberadaan organisme yang beragam dalam tanah. Konservasi tanah berusaha meningkatkan efektifitas tanah hingga ke tingkat produktif dan prolific (subur).

Metode yang digunakan pada pengolahan padi intensif (SRI / System of Rice Intensification)

     Intensifikasi pada pertanian tanaman padi merupakan perubahan proses tata kelola pada lingkungan budidaya, ketersediaan air, dan keterikatan unsur hara dengan tanah, sehingga mampu meningkatkan produktifitas tanaman dan menghasilkan profit. Perbedaan dari sistem konvensional sebagai berikut; 1. Bibit yang dipindahkan baru memiliki 2 helaian daun. 2. Jarak tanam 30 cm atau lebih. 3. Pemindahan dengan kerusakan daun dan akar tanaman seminimal mungkin. 4. Pengelolaan sistem irigasi yang baik, tinggi air maksimal 2 cm. 5. Penyiangan setiap 10 hari sekali / 1 bulan 3 kali. 6. Penggunaan pupuk organik.     Pada akhirnya, selalu pada usaha pertanian membutuhkan ketelitian dan kejelian. Produk yang baik berasal dari proses dan penanganan yang baik pula.

Sisi negatif penggunaan pupuk kimia pada lahan pertanian

        Petani yang bergantung pada ketersediaan pupuk kimia sering mengeluh akibat terjadinya kelangkaan bahan dan kenaikan harga. Permodalan pun lambat laun semakin meninggi berbanding terbalik dari pendapatan yang kian menurun.         Dampak ketergantungan tidak hanya terjadi pada petaninya saja, melainkan tingkat penyerapan hara pada lahan pun semakin kecil. Unsur makro dan mikro yang dibutuhkan tanaman takkan mudah tercukupi hanya dengan menggunakan beberapa unsur makro dalam pupuk kimia. Kekahatan pada tanaman merupakan bentuk yang menunjukkan terjadinya kekurangan zat hara yang disebabkan penggunaan pupuk yang tidak tepat. Kelebihan pupuk yang tak terserap tanah menjadi zat pencemar dan dapat merusak tatanan suatu ekosistem.        Perubahan variabel pada kandungan metana (CH4) dan nitro oksida (NOx) pada atmosfir meningkatkan efek rumah kaca. Semakin tinggi kandungan keduanya di udara, maka panas di bumi semakin terikat dan menyebabkan suhu udara semakin tinggi.

Pengeringan lumpur yang mengendap di dasar kolam

      Limbah / kotoran ikan yang menumpuk di dasar kolam menjadi sarang penyakit bagi ikan.      Proses pembuangan pada limbah ini juga berpotensi merusak ekosistem daerah tersebut.            Kawasan sentra pembesaran ikan harus menunggu beberapa tahun apabila daerahnya telah tercemar.      Untuk mengantisipasinya, peningkatan pada program sanitasi mampu mengurangi dampak pencemaran limbah pada kolam dan lingkungan di sekitarnya.      Penanganan yang paling mudah adalah dengan pengangkatan lumpur endapan dari dasar kolam yang sedang digunakan.     Setelah diangkat lumpur diangin-anginkan di bawah sinar matahari. Proses pengeringan membutuhkan 3-5 hari. Lumpur yang telah kering bisa digunakan untuk media tanam atau sebagai pupuk tambahan.